Remember the five simple rules to be happy:

Senin, 24 Mei 2010

Tulisan Anggota

KEBAIKAN DIBALIK KEJAHATAN
karya : Riska Mbahe

Denada, seorang gadis yang berparas menarik dan mempesona.Bisa diakui, dengan paras yang menarik itu banyak cowok yang menyukainya. Namun, Dia hanya ingin disukai semata dan berharap tidak dicintai. Karena apa?.... Dia berharap bisa mendapatkan cowok teladan yang menjadi idola disekolahnya,cowok itu adalah Lenan.
Lenan pemain basket disekolahnya, Dan ia paling anti dengan cewek,mungkin karena sudah terlanjur menggila dengan basket kale ya…! Jadinya enggak mau berurusan dengan cewek. Selain itu,dia juga seorang yang pandai dibidang akademik.Enggak Cuma itu doang… cowok ini juga sangat tampan dan rajin dalam segala hal.Termasuk dalam beribadah. Sempurna dech pokoknya….!
Pagi ini Denada berangkat pagi-pagi dengan rencana bisa menemui Lenan dikelasnya.Dia berharap apa yang telah direncanakan berjalan sesuai rencana.
“Hai,,,Lenan….!” Sapa Denada.
“Hai juga..!” Jawab Lenan singkat.
“ Nan …aku mau minta tolong ma kamu.kamu bisa khan…?”
“ Ehm… insya ALLOH. Emang apa !”
“Ajari aku basket dong Nan ..!”
“Kayaknya bukan aku orang yang tepat buat membantumu…!”
“ Kamu kan capten basket kenapa enggak tepat…!”
“Memang… tapi kamu tahu sendiri bukan? Basket bukanlah hal yang mudah untuk diajarkan Dan aku paling enggak suka ngajari cewek main basket.”
“Kenapa memangnya..!”
“Basket tu butuh semangat yang tinggi dan rajin dalam latihannya.”
“Aku janji dech…!aku akan berusaha untuk semangat dan rajin kalau Latihan. Please…! Mau ya… Bantu aku… Nan !”
“ Bisa diatur…! Ehm gitu aja ya… 5 menit lagi udah bel, silahkan kembali kekelasmu.! “
“ya udah dech… makasih… !”
Bel tanda masuk berbunyi.
“yez..yez..yez…! baru tahap pertama untuk PDKT ma Lenan.” Gumam Denada dalam hatinya.
Di kelas, Denada seperti orang yang nggak punya hutang,dia cengar cengir sendiri dan bibirnya nggak lepas dari senyum.
“selamat pagi anak-anak…!” sapa pak guru.
“pagie pak…!”jawab semua siswa dengan serentak.
“ mulai hari ini kalian mendapatkan teman baru.pindahan dari MA AT-TAQWA.
” Silahkan masuk nak..!” perintah pak guru pada anak baru tersebut.
“Terimakasih pak..!” jawab anak tersebut dengan ramah.
“silahkan memperkenalkan diri nak…!”
“baik pak..! Perkenalkan nama saya Nivea.pindahan dari MA AT-TAQWA………(dan seterusnya).
“”
Bel tanda istirahat berbunyi.
Semua siswa istirahat diluar kelas, kecuali Nivea.Dia tetap didalam kelas. Padahal Denada sudah menawarkan diri untuk kekantin bersama. Namun tetap mengelak.
Saat itu, Lenan mencari Denada kekelasnya.Tibalah Lenan dikelas Denada. Dia melihat gadis berjilbab yang tidak pernah dilihatnya slama ini.Dengan agak ragu, Lenan bertanya pada gadis itu.
“Hai..! ehm.. kamu anak baru ya..?” Tanya Lenan.
Nivea yang lagi benerin jilbabnya kaget dengan suara merdu yang menyapanya.Dia seperti kehabisan nafas melihat Lenan berdiri didepan pintu kelasnya.Dia sangat terpesona dengan paras Lenan yang memang mempesona.( wah… mempesona…)
“Bbbbenar ssssekali..!” jawab Nivea dengan agak gugup.
“Denada kemana ?” Tanya Lenan.
“Ehm…ehm…ehm… kekantin mungkin…!”
Setelah mendapat jawaban tersebut Lenan langsung pergi tanpa secuil kata.
“wah… siapa ya cowok itu..? kayaknya perlu ditelusuri ni. Target aku harus bisa jadi ceweknya.bagaimanapun caranya aku harus dapatkan tu cowok.” Kata nivea dalam benaknya.
Bel tanda masuk berbunyi.
“Nad…! Tadi ada cowok yang nyari kamu loch.” Kata Nivea
“ Siapa !”
“Aku nggak kenal. Dia (menyebutkan cirri-cirri Lenan)”
“Owwwh… maksudmu Lenan kali…! Aku memang ada perlu ma dia.”
Berhari-hari Nivea mencari tahu siapa Lenan dengan berbagai cara.
Akhirnya dapat info juga tentang Lenan.ternyata cewek yang punya tekad dekat dengan Lenan hanya Denada.Nivea mencari cara untuk menjauhkan Denada dengan halus.
Setelah dia mengetahui semua tentang Lenan dia Mulai PDKT secara bertahap. Dia mulai bersahabat dengan Dnada , yg saat ini dekat dengan Lenan.Dia mulai menjalankan rencananya dengan bertahap.
Awalnya Nivea sering cerita tentang keluarganya berlanjut ke masalahnya dan terakhir masalah yang sedang menimpa dirinya.Dia curhat pada Denada kalau dirinya punya penyakit gagal ginjal dan setiap sebulan sekali harus control.mendengar hal tersebut membuat Denada merasa kasihan dan sangat iba.Selain curhat tentang penyakit itu, Nivea juga mengatakan hal yang paling mengenaskan.Dia mengatakan dirinya pernah hampir tak bernyawa dan untungnya dapat diselamatkan dengan biaya yang menghabiskan satu rumah besar milik orang tuanya.Dia sudah nggak sanggup dengan keadaan itu, dia ingin lepas dari semuanya karena selama ini nggak ada yang bisa menjadi semangat hidupnya dan dia hanya bisa menghabiskan hasil jerih payah orang tuanya saja.Mendengar hal yang seperti itu membuat Denada meneteskan air matanya.Denada berjanji akan membantunya dengan sebaik mungkin. Padahal itu semua hanyalah tipu daya Nivea.
Saat yang tepat sangat ditunggu-tunggu oleh Nivea dia akan mengatakan kalau dirinya ingin menjadi orang terdekatnya Lenan.
“Nad… sebenarnya aku punya semangat hidup di sekolah ini, tapi aku nggak bisa untuk meraihnya.Dan aku yakin hanya kamulah orang yang bisa membantuku untuk meraih semangat hidupku. Karena slama ini hanya kamu yang dekat dengan semangat hidupku.maukah kamu membantuku Nad…!”
Rayuan Nivea pada Denada.
“Aku pasti Bantu kamu Niv…! Aku akan Bantu kamu untuk bisa mendapatkan semangat hidupmu…! Memangnya siapa semangat hidupmu…?”
“ Dia adalah Lenan!”
Mendengar nama itu Denada sangat terkejut.Dia tidak menyangka nama itu akan disebutnya.
“Tidak mungkin Niv…! Aku slama ini berusaha untuk dekat dengan Lenan dan akhir-akhir ini aku baru aja bisa merasakan kedekatan itu.”
“Aku mengerti Nad… kita sehati.kita menyukai orang yang sama.Dan aku nggak mungkin untuk membuat harapanmu pupus Nad…! Biarlah aku yang mengalah. Asal Lenan bahagia…aku turut bahagia dengan semuanya.”
Mendengar hal itu Denada merasa bersalah telah membuat Nivea hilang semangat hidup.Dengan hati tidak rela Denada akhirnya mengatakan dirinya akan membantu Nivea mendapatkan Lenan.
Denada yang telah memberi kesempatan pada Nivea untuk dekat dengan Lenan,ternyata kesempatan itu digunakan untuk menjelek-jelekkan Denada.Dia sering mengatakan kalau Denada pernah membuatnya sakit hati. Mendengar kata-kata yang seperti itu membuat Lenan membenci Denada.
Begitupun Denada yang terus di adu domba oleh Nivea. Dia mengatakan kalau Lenan sering menjelek-jelekkan Denada.Setelah semua terencana dengan sempurna, Nivea mulai mencari cara untuk menurunkan level Denada.
Suatu hari Nivea mengambil benda-benda yang dirasa cukup berharga milik teman-temanya dikelasnya,kemudian dimasukkan kedalam tasnya Denada,Saat itu ada satu teman yang mengetahuinya lalu difotolah kejadian tersebut.
Setelah ada teman yang kehilangan benda-benda tercintanya, Nivea merasa sangat senang dalam hatinya.Dia menyuruh ketua kelas untuk melapor ke BP.
BPpun datang, dan langsung menyuruh semua siswa keluar kelas untuk diperiksa tasnya. Terbuktilah benda-benda tersebut didalam tasnya Denada.
Mengetahui hal tersebut Denada berusaha mengelak, namun apalah arti semua pembelaan taka ada artinya semua.Beberapa menit kemudian datanglah Lenan.Dia mengetahui kejadian itu, alangkah shoknya melihat Denada seperti itu.Namun, tidak lama dari itu datanglah teman yang membawa membela Denada dan menunjukkan bukti foto pada BP yang ada.
Setelah BP melihat bukti itu beliau langsung menampar Nivea. Dan meminta penjelasan dari Nivea diruang BP.
Setelah beberapa hari kejadian itu,Nivea tidak lagi terlihat masuk sekolah. Mungkin sudah terlanjur ketahuan sifat jahatnya,dia jadi malu untuk ada disekolah tersebut.

Tulisan Karya Anggota

KESABARAN YANG BERBUAH KEBAHAGIAAN
Karya: Ela Nofika

Siang ini cuaca terasa panas sekali……panasnya tidak seperti biasanya.Tapi Sita tetap harus menghabiskan dagangannya yang masih sangat banyak.
“Aduh….panasnya!rasanya kulitku gosong terbakar oleh panasnya sang surya……mana daganganku baru terjual sedikit ……”keluh Sita,sambil membopong dagangannya……
Kue-kue………kue murah meriah,enak,dan lezat……..!!!teriak Sita mempromosikan dagangannya.
Meskipun telah berjalan hingga kelelahan tetap saja belum ada seorangpun yang mau membeli kue dagangan Sita.
“Ya Allah kenapa hari susah sekali mencari pembeli……padahal aku sudah berjalan kesana kemari tapi tetap tak ada pembeli…”ucap Sita di dalam hatinya.
Menjual kue sudah dijalani Sita sejak kelas 4 SD,karena saat Sita kelas 3 SD ayahnya meninggal dunia akibat penyakit kanker yang sudah lama di deritanya.Orang tua Sita tergolong orang yang tidak mampu,oleh sebab itu ayah Sita hanya bisa menjalani pengobatan secara rawat jalan saja…….Saat kanker tersebut sudah memasuki stadium 4 tetapi ayah Sita tak mendapatkan pengobatan yang memadai maka ayah Sita tak dapat tertolong lagi.Padahal saat itu juga kakak Sita yaitu Doni sudah kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan lulus, tetapi karena tidak ada biaya Doni terpaksa harus putus sekolah.Dan sejak ayahnya meninggal Doni terpaksa harus ikut pamannya merantau ke Jakarta untuk bekarja menjadi sopir Taxi.Dan dikarenakan ibu Sita hanya seorang buruh cuci baju,Sita pun harus membantu mencari nafkah dengan berjualan kue buatan ibunya setelah pulang sekolah………Meskipun demikian Sita tak pernah berputus asa dan mengeluh pada ibunya,bahkan Sita selalu membuat bangga ibunya karena Sita selalu mendapatkan juara 1 di kelasnya………………
Sita masih terus berjalan untuk menjual semua dagangannya,sambil berjalan Sita terus berteriak “kue…kue..kue murah,enak,lezat…..!!
Setelah lama berjalan akhirnya ia mendapatkan pembeli pertamanya……Sita tampak senang dan sangat ramah melayani pembeli pertamanya tersebut.
“beli yang mana Buk……??tanya Sita dengan ramah.
“kue lapis sama kue apem saja…”jawab ibu pembeli.
“berapa buk…..??”tanyan Sita lagi.
“Lapisnya 5,apemnya 5”.kata ibu pembeli.
“ini buk…semuanya Rp.10.000.-“ujar Sita sambil menyerahkan kantong plastik yang berisi kue.
‘’ini uangnya…”…..kata ibu pembeli
“ya…terima kasih ya bu’ jangan lupa lian kali beli lagi”ujar Sita
“ya……”jawab ibu pembeli
Sita sangat senang akhirnya dagangannya terjual juga,Sita lalu melanjutkan perjalanannya.
Tak jauh dari tempat pembeli pertamannaya Sita melihat tempat yang sangat ramai,ternyata di tempat tersebut ada suatu acara yaitu Volley ball ibu-ibu yang di adakan oleh kumpulan ibu-ibu PKK di sekitar lingkungan tersebut.Akhirnya Sita berjualan di tempat itu,alhasil dagangannya laku habis terjual.
“Alhamdulillah ya Allah akhirnya daganganku habis terjual…..”ujar Sita dalam hatinya.
Setelah dagangannya habis terjual Sita bergegas untuk pulang,di tengah perjalanan pulang Sita melewati warung makan.Sita menjadi sangat lapar Karena sejak pulang sekolah ia belum makan sama sekali.
“Sebaiknya aku membeli makan saja untukku dan ibu”.fikir Sita dalam hatinya.Akhirnya Sita memutuskan untuk membeli makanan di warung tersebut.setelah membeli makanan tersebut Sita cepat-cepat untuk pulang,karena Sita sudah tak sabar makan nasi bungkus yang ia beli bersama ibunya…..
Sesampai dirumah Sita melihat ada kekacauan dirumahnya.Ternyata ada penagih hutang yang ingin menagih hutang kepada ibunya…Ibu Sita di ancam akan di sita rumahnya apabila tidak segara melunasi hutang mereka.Ternyata hutang ibu Sita sudah mencapai 5 juta,uang itu untuk untuk membayar biaya sekolah Sita dan kadang untuk makan sehari-hari.Sebelumnya hutang ibu Sita hanya 4 juta tetapi karna tidak segera membayar maka hutangnya menjadi semakin banyak.Ibu Sita hanya di beri waktu 3 hari dari hari ini untuk melunasi hutang-nya,jika tidak mampu membayar maka rumah yang mereka tempati akan disita.Ibu Sita sanggat sedih dan binggung akan hal tersebut,,,”uang dari mana uang sebanyak itu,apalagi waktu yang di beri hanya 3 hari…..”fikir ibu Sita.
Sita pun menjadi sedih dengan hal tersebut………
Dan keesokan harinya Ibu Sita mencoba mencari pinjaman uang ke bosnyaa,tapi ia hanya mendapat 1juta saja…itupun uang gajinya selama 4 bulan yangdi ambil dimuka.Ibu Sita sangat bingung karena uangnya masih belum cukup,lalu Ibu Sita mencari pinjaman lagi ke tetangga.Setelah mencari pinjaman kemana-mana akhirnya ibu Sita mendapat pinjaman sebanyak 1 juta dari Bu RT.Meskipun masih perlu 3 juta lagi untuk melunasi hutangnya.
Dan tinggal besok batas waktu yang diberikan oleh penagih hutang tetapi uang yang terkumpul baru 2 juta.Karena sudah tak ada lagi yang dapat dilakukan akhirnya Ibu Sita menjual kalung peninggalan almarhum ayahnya.Walaupun dengan hati yang berat Ibu Sita tetap harus melakukannya.Ternyata kalung tersebut terjual dengan harga 5 ratus ribu,Ibu Sita semakin pesimis dapat melunasi semua hutangnya besok….Tak ada hal yang dapat dilakukan oleh Sita selain menghibur ibunya,Sita ikut bersedih dengan hal yang sekarang terjadi.
Keesokan harinya penagih hutang datang ke rumah Sita untuk menagih janji.Tetapi uang yang terkumpul baru 2,5 juta.Dan sesuai perjanjian karena ibu Sita tidak dapat melunasi hutangnya maka mereka harus meninggalkan rumah yang mereka tempati.Sita dan ibunya menangis saat dipaksa untuk keluar dari rumahnya…lalu tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki yang berkata….
“berhenti…jangan sakiti ibu dan adikku…”kata Doni dengan suara lantang.
“apa maksudmu menyakiti….rumah ini sudah menjadi milikku sekarang, karena Ibumu tak mampu melunasi hutangnya”.kata penagih hutang
“akan ku lunasi hutang Ibuku…dan kamu harus segera pergi”kata Doni(sambil menyerahkan uang sebanyak 5 juta)”.
“Baiklah aku aku akan pergi sekarang…..”kata penagih hutang sambil meninggalkan rumah Sita.
Ibu dan kedua anaknya tersebut berpelukan seraya meneteskan air mata haru serta bahagia karena telah lama tak berkumpul bersama…………

Kamis, 20 Mei 2010

CORETAN ANGGOTA

CINTA DALAM HATI

By : yeni puspita sari

Pagi itu adalah pagi yang menyedihkan bagiku.Nyaris saja aku telat mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari senin.Setelah upacara selesai aku dan teman-temanku masuk kelas.Saat itu aku masih duduk dikelas 2 smp.Tak beberapa lama kemudian ibu guru datang dan semua murid kembali ke tempat duduknya masing-masing.Dan tak lama kemudian bel tanda istarahat pun dberbunyi.”Zev ke kantin yuk”ajak Devi.Devi adalah teman sebangkuku sekaligus teman baik ku.”Sebentar ku bereskan buku-bukuku dulu”Setelah membereskan buku aku dan devi bergegas pergi ke kantin.Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12 aku dan teman-teman pun di perbolehakan pulang.Setelah sampai di rumah aku langsung melepas seragamku dan bergegas mandi.Setelah mandi aku menyantap ikan panggang yang sudah dimasakkan oleh nenekku.Setelah makan aku mengambil sepeda miniku yang berwarna merah.Aku pun langsung menuju kerumah devi karma aku berjanji kepada devi untuk bermain kerumahnya.”Zev….Zevy aku disini,kenapa lama sekali?tanya Devi ambil melambai-lambaikan tangannya.”Ma’af tadi ada urusan sebentar dirumah”jawabku sambil meletakkan sepeda disamping pohon mangga.Siang itu Devi banyak curhat tentang seorang cowok yang dia suka.”Zev,menurutmu sosok kak Zevin tuh gimana sih?tanya Devi dengan muka yang agak bingung.”menurutku dia itu perfect banget, sudah tampan ,pinter,sopan pokoknya the best dech”.”iya sih,beruntung banget ya ….cewek yang jadi pacarnya nanti”tanyanya sambil menaruh kapalanya dipundakku.”jagan nyerah gitu donk kan cinta tidak harus memiliki”.ku mencoba menghiburnya . Devi memang sudah lama mengagumi sosok kak Zevin yang super prefect itu .maklum banyak cewek yang suka padanya, Karena dia itu orangnya selain sopan juga baik.Aku pun kagum padanya.Keesokan harinya aku berangkat sekolah seperti biasa.Tiba-tiba di tempat parkir aku bertemu dengan kak Zevin,dia menyapaku dengan ramah.”Pagi Zev….oh iya nanti sore kamu ikut karnaval kan?tanya kak Zevin”Pagi juga kak tentu saja aku ikut”kataku dengan sedikit malu-malu.”Kamu nanti rencananya mau berpakaian apa?tanyanya sambil tersenyum manis.”Nanti kalau jadi aku mau berpakaian ala suster gitu kak,kalau kakak sendiri?tanyaku .”aku berpakaian ala guru”.Setelah berbincang-bincang dengan kak Zevin ,aku pun pergi ke kelas.Disana para siswa sudah heboh membicarakan karnaval nanti sore.Tidak kalah hebohnya dengan Devi,ia juga sudah tidak sabar untuk acara nanti sore.Rencananya dia mau berpakain adat dari bali.
Akhirnya karnaval yang di nanti-nanti itu pun tiba.Disana banyak sekali yang berpakaian adapt mulai dari Jawa,Bali,Papua dan masih banyak lagi.semua siswa telah berkumpul,Bapak dan Ibu guru pun mengatur barisan.barisan diatur sesuai dengan pakaian yang dikenakan siswa.Bagi siswa yang berpakaian suster jadi satu barisan dan begitu seterusnya.Karna postur tubuhku yang tidak terlalu tinggi,aku pun berada dibarisan suster yang paling belakang.Tanpa kusangka barisan kak Zevin berada dibelakangku,dan kak Zevin berada dibarisan yang paling depan.Setelah barisan rapi kami pun diperbolehkan berjalan.Disepanjang perjalanan kak Zevin terus menggodaku.Dan sesekali tawa kecil pun menemaniku disepanjang perjalanan.Setelah kejadian dikarnaval itu aku mulai mulai menyadari banyak hal yang berubah dari kak Zevin. Mulai dari dia memandangku sampai-sampai kita membeli sepatu yang sama persis dengan punyaku. Dan sejak itu aku mulai menyadari ada rasa yang berbeda dalam hatiku. Aku sempat berfikir inikah “ LOVE”, tapi aku harus ingat bahwa sahabat terbaikku juga suka dengan kak Zevin. Jadi bagaimanapun juga aku harus menjaga perasaannya.
Siang itu aku melihat Devi yang sedang menangis tersedu-sedu di taman sekolah. Akupun segera menghampirinya, “ Dev,kenapa kok kamu tiba-tiba menangis begini?” tanyaku. “ aku tadi dimarahi kak Cahya karena aku dianggap menyebarkan gossip kalau aku berpacaran dengan kak Zevin”, dengan nada yang masih sedih. “ kok bisa gitu?” “ Aku juga tidak tahu Zev.” Jawab Devi dengan masih menangis. “ ya sudahlah mungkin ini Cuma salah faham saja” ungkapku berharap dia bisa sedikit tenang. Sepulang sekolah aku berniat bisa pulang bareng bersama Devi. Tapi tiba-tiba di jalan kami bertemu dengan kak Cahya. “ Dev,Devi” kak Cahya memanggil Devi dengan nada yang sangat jutek. “iya kak ada perlu apa?” jawab Devi dengan nada yang sangat lugu. “ ingat ya Dev, jangan sekali-kali membuat masalah denganku karena kamu tahu sendiri kan akibatnya.” Devipun berkata “ iya kak,maafkan Devi” tiba-tiba kak Cahya mengambil sebuah buku harian dan melemparkannya pada Devi . “ bagus kalau kamu mengerti! Dasar cewek tak tahu diri.” Seketika itu jiga kak Cahya meninggalkan kita berdua. Dan Devi dengan keadaan menangispun langsung pergi dan berlari sekencang mungkin.
Saat itu Devi benar-benar terpukul banget. Sementara itu kak Cahya jadi semakin benci dengan Devi,karena akhir-akhir ini aku,Devi,dan kak Zevin sering pulang bareng. Tapi setalah aku bisa mengumpulkan beberapa informasi,aku mulai mengerti kenapa kak Cahya sampai semarah itu sama Devi. Ternyata selama ini kak Cahya juga menyimpan rasa kepada kak Zevin. Sehingga banyak cewek yang takut mendekati kak Zevin. Setelah beberapa minggu kabar tentang kak Zevin dan Devipun lenyap tanpa meninggalkan jejak. Dan Devipun dapat bernafas lega karena keadaan bisa kembali normal. Tapi kebagiaan itu sirna sudah karena nanti malam adalah acara pelepasan murid kelas 3 dan malam terakhirku bertemu dengan kak Zevin.
Malam itu aku pergi dengan baju yang paling aku sayangi,aku merasa senang sekali bisa memakainya dihari yang penting ini. Acarapun segera dimulai,kak Zevin tampak ganteng sekali dengan pakaian wisudanya. Disini jantungku mulai berdebar-debar tak karuan. Akupun tidak tahu kenapa,tiba-tiba Devi menghampiriku “ Zev,kamu ditunggu kak Zevin di taman sekolah” ungkap Devi dengan nada yang masih ngos-ngosan. “ tapi Dev,bagaimana dengan kamu?” jawabku dengan sedikit agak kebingungan. “ sudahlah jangan hiraukan aku,cepat dating kesana kau akan dapatkan semua jawabannya.” Jawabnya sambil mendorongku agar cepat pergi. Tapi walaupun sikap Devi seperti itu padaku,aku yahu perasaannya yang sebenarnya.’’kak,kenapa tiba-tiba memanggilku kesini?’’ “maaf,ini malam terakhir kita bisa bersama-sama,aku ingin menungkapkan sesuatu padamu.” Sambil menyuruhku duduk. “ ya,tapi kenapa harus disini?bukannya nanti akan menjadi masalah jika kak Cahya tahu.” “jangan fikirkan itu lagi,disini Cuma ada aku dan kamu!” “iya kak,maaf. Sebenarnya kakak mau bilang apa?” sebenarnya selama ini aku yahu yahu kalau Cahya sering memarahimu dan Devi,karena itu aku mau minta maaf sama kamu.” “ aku sudah memaafkannya kok kak,jauh sebelum kakak minta maaf padaku.” Jawabku dengan nada yang sangat lirih. “makasih ya,kamu memang cewek yang sangat baik.” Dia pergi meninggalkanku,tapi tiba-tiba kak Zevin membalikkan badan sambil berkata “ jangan pernah dustai perasannmu,karena sama saja menyakiti dirimu sendiri.” Setalah itu kak Zevin menghilang ditengah keramaian. Dan saat itu juga aku sadar bahwa selama ini aku telah suka dengan kak Zevin melebihi apapun. Ingin rasanya saat itu aku berteriak memanggilnya dan mengatakan “ AI SURU WATASHI (aku mencintaimu).” Namun bibir dan tubuh ini telah kaku dan air mataku jatuh begitu saja membasahi pipiku menggambarkan betapa sakitnya hatiku saat itu. Tapi,karena tidak ingin menyakiti hati Devi,sahabatku sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk memndam rasa itu rapat-rapat. Aku Cuma punya satu keinginan,yaitu bisa menyatakan perasaan ini walaupun pada akhirnya akan menyakitkan hatiku sendiri. Dan kini kak Zevin benar-benar pergi untuk melanjutkan studinya. Awalnya memang sulit menjalani hari-hari tanpanya. Tapi alu sadar walaupun dia tidak disisiku namun “ KARE DAROO ARU FUKAI KANZOO ( dia akan selalu abadi dalam hatiku ) “


- the end -

CORETAN ANGGOTA

MUSUHKU CINTAKU

BY : GINA APRILIA

Pagi yang cerah ini membuat suasana yang ceria seceria hati gadis cantik . Gadis cantik itu bernama Shia Jessie Charlotte Duerre Lynch. Saking cerianya sampai-sampai bibir yang berlesung pipit itu mengembang (senyum maksutnya), usut punya usut Jessie begitu dia akrab disapa ternyata pada hari ini berulang tahun ke 20. Masih terngiang dibenaknya surprise party tadi malam.
Pukul 00.00
“Happy birthday………Jessie!”
Seru sahabat dan kedua orang tua Jessie serempak, tepat pukul 00.00 WIB. Di dalam kamarnya, seketika itu Jessie pun terperanjat dari tidurnya.
“oh my God…!”
Langsung kedua orangnya mencium kening anak semata wayangnya itu, lalu sahabat-sahabatnya sambil mengucapkan selamat ulang tahun. Tibalah pada saat meniup lilin.
“Eist …. Tunggu dulu, make wish dulu dunk!”
Pinta sahabat karibnya Maria Kendrick, lalu dalam hati Jessie bermake wish ria.
“Tuhan, berkatilah kedua orang tuaku, sahabat-sahabatku, panjangkanlah umurku
dan jadikanlah tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya….AMIEN”
“Huff…….”
Jessie meniup lilin, seketika lilin itu padam dan diiringi tepuk tangan dari sahabat-sahabat dan orang tuanya.
“Sekarang, ayo potong kuenya!’
Seru Mr.Brendan Duerre Lynch tak lain dan tak bukan itu papinya Jessie. Jessie pun langsung memotong kuenya. Potongan pertama diberikan pada maminya tercinta yaitu Mrs.Eliana Charlotte Lynch.
“Thanks…my sister, semoga apapun cita-cita kamu terkabulkan, tuhan memberkatimu…”
Mrs.Eliana berkata.
“sama-sama mi…”
Kata Jessie sambil memeluk maminya dan potongan selanjutnya diberikan pada papi tercintanya lalu sahabat-sahabatnya.
Kembali pada pagi hari yang cerah, melihat tumpukan kado yang berserakan membuat Jessie ingin buka satu per satu. Pertama dibuka kado dari kedua orang tuanya yaitu sebuah liontin berlian berbentuk hati, Jessie pun senang, lalu membuka kado dari sahabatnya Maria, sebiji bross bertahtahkan dengan inisial nama J dan berarti itu namanya sendiri. Selanjutnya ia membuka kado dari Sean sahabatnya yaitu tas batik asli dari Indonesia dan masih banyak lagi.


Jam menunjukkan pukul 08.00 ketika Jessie turun dari tangga menuju ruang makan terlihat sepi yang ada hanya pembantunya saja yaitu Elleny.
“selamat pagi Elleny..?oya Papi sama Mami mana ?”Tanya Jessie
“selamat pagi nona. Tuan Brendan sudah ke kantor, nyonya Eliana pergi ke butiknya….”jawab Elleny dengan semangat.
“Menu pagi hari ini apa…?Tanya Jessie.
“Hari ini menunya ada cake chocholate sauce strawberry, makanan inti chiken fillet tiram sauce, untuk minumannya juice mint milk, dan untuk makanan penutup mulut fruit’s banana’s. Memang Jessie adalah anak semata wayang dari keluarga yang kaya raya, sehingga makanan pagi pun ada beberapa season yaitu makanan pembuka, makanan inti, minuman, dan makanan penutup.


Pukul 09.00 Jessie pun sudah siap pergi ke kuliah dengan t-shirt dibalut dengan blezeer, celana jeans panjang, dengan sepatu boats kesayangannya. Dia langsung menyetir mobil Mercedes silver C16 miliknya dengan laju agak sedikit ngebut.
Beberapa menit kemudian sampailah di King’s College London. Dia langsung menuju tempat favoritnya yaitu taman, Ia duduk disitu tiba-tiba ada yang mengagetkannya, dia adalah Maria.
“Eh ada mahasiswa baru looh?’
Kata Maria langsung duduk di dekat Jessie.
“Siapa…?” Tanya Jessie
“Namanya Dean Vetter pindahan dari Oxford, dia jurusan seni desain. Katanya
anak-anak Dean itu cute abis.’
“Memang kamu dah pernah liat..!”
“Belum sih, tapi kayaknya iya deh, cause dilihat dari namanya saja sudah cute, apalagi orangnya “, jawab Maria dengan semangat 45 dan mungkin promosi kali ye….
“Ye…. Kamu tuh?”
Mereka berduapun bergegas ke ruangan perkuliahan karena memang merek satu jurusan yaitu hukum. Dan juga jamnya sudaah hampir mepet karena tutornya killer jadi ya langkah mereka dipercepat. Dan tak disengaja di tikungan, Jessie menabrak seseorang dan iapun langsung berambisius untuk memaki-maki dan memarahi orang yang ditabraknya tersebut.
“ punya mata gak sih…!”
“ maaf, maaf, saya sungguh tidak sengaja”, keluh pria itu untuk minta maaf pada Jessie.
“ jes,jes, perasaan kamu deh yang salah?!”, ucap Naria yang ingin selalu nimbrung.
“ enggak, dia tuh yang salah!”,teriak Jessi pada temannya itu.
Pria itupun minta maaf lagi dan langsung nyelonong pergi tanpa permisi ataupun pamitan. ( ya iya dunk kan belum kenal?????!!!!!). “ eh…. Malah pergi lagi..”, teriak Jessi. Tapi lelaki itu tetap pergi. Sampai di tikungan “ ya ambruk itu kan…..itu kan??”
“ apa itu apa itu. Dasar lelaki , siapa dia tuh???”
“Jes itu kan Dean, anak baru itu lohhh?”
“ apa? Dia? Huhhh kayak gitu aja biasa dia!”
belum Jessi kelar ngemeng , eh, maaf, salah ketik, ngomong maksudnya. Mariapun menggandeng tangannya dan berlari mengejar Dean
“ dean,….. dean,…….”, teriak Maria. Laki-laki itupun berhenti dan menengok ke belakang dan memang benar laki-laki itu adalah Dean.
“ da pa? aku kurang ya minta maafnya?”, ketus Dean
“ emang”, jawab Jessi gak kalah ketus.
“ hush… udah, aku ngejar kamu cause aku mau minta maaf karena kita yang salah, maaf ya….”, jawab Maria sambil ngulurin tangannya untuk berjabat tangan dengan Dean.
“ ok… what’s your name?”, Tanya Dean sambil nguluriin tangannya.
“ my name is Maria, lengkapnya Maria Kendrics “( bukan maria ozawa looochhh..), jawab Maria semangat, tapi Jessi malah nyelonong pergi.
“ jes, mau kemana?? “, tanya Maria
“ mau pergi , neg aku disini”, jawab Jessi dengan ketus.
“ eh bentar”, cegah Maria,tapi Jessi tetap pergi.
“ maaf ya… atas kelakuan sahabat aku”, Maria meminta maaf atas kelakuan Jessi.
“ it’s ok, never never give up ( eh salah never mind maksudnya ) memang itu siapa lo namanya?”, Tanya Dean.
“ o… dia Jessi, eh..aku bareng ya…ke kelasnya, kan kita sebelahan ruangannya”,jawab Maria
“ o ya… ok, yuk capcuzzzzz, eh maaf kelepasan”, Deanpun dengan Royal menjawab.
Dan sekarang tak terasa sudah ada didepan kelas.
Merekapun berpisah .
Di dalampun Maria geleng-geleng kelapa, eh…. Cory cory kepala deng, karena menyikapi sikap Jessi ke Dean.
“ kamu kenapa sih?, kok kamu tadi ketus banget sama MR. Cute???!!!”, nyebut Dean dengan sebutan Mr. Cute.
” siapa??? Dean??? Please deh, gitu aja di panggil cute , gak pantes !”, jawab Jessi ketus.
“ emang napa??emang cute kok??!!”
” dia itu gak pantes disebut cute karena gak sopan sama perempuan”
“ apa???? Bagian sebelah mana yang gak sopan ? perasaan gak ada deh,”
“ ah, udahalah capekk ngomong sama kamu”
“ eh jangan gitu, ntar kamu malah suka lagi ma dia, kan benci jadi cintrong, ehh,,,,,, salah lagi, cinta maksudnya”.
“ eh…apaan??? Nggak deh,amit-amit aku”.
Mata kuliahpun gak terasa dah kelar semua. It’s time go home. Begitu juga jessi . di rumah Jessi langsung pergi ke kamar dan langsung ke kamar mandi untuk mandi karena sudah jam 5.00. jessi pun bergegas ke ruang makan selesai berberes-beres diri. Di meja sudah ada papi dan mami yang menunggu.
“ sore saying, bagaimana tadi kuliahnya?”, Tanya maminya.
“ sore mi, ya gitu deh, tapi sebel tadi!!”,
“ memang ada apa???”
“ sudah sudah ini ruang makan . ngobrolnya dilanjutkan nanti saja sehabis makan”, potong papinya.
“ iya pi”, jawab Jessi dan mami serempak
Merekapun menyantap hidangan yag cihuyyy di meja makan cheef Robbert membuat beef steak tiram sauce dan sandwiches with cheese sauce dan untuk minumnanya starbucky chocholate cream dengan pencuci mulutnya fruit salat. Setelah mereka selesai makan langsung ke ruang keluarga yang warna dasar merah dan gold berpadu dengan interior di ruangan itu dilengkapi pendingin ruangan dan penghangat ruangan otomatis. Ada televise 75 inch, DVD dan beberapa almari yang di dalamnya terdapat beberapa kaset dvd film-film kesukaan keluarga lynch dan papi, mami, Jessi duduk di sofa empuk berbludru. Mejapun tampak mengkilat ssehingga kelihatan yang ada di dalamnya yaitu pasir pantai dan beberapa pernak-pernik khas pantai, oleh-oleh papinya dari pantai Kute Bali setahun silam.
“ jessi, papi sama mami ingin bicara serius dengan kamu?”
“iya pi…, apa an?” jawab Jessi
“Jessi sayang ini pembicaraan serius, jadi tolong Jessi dengarkan baik-baik”.
“iya pi ada apa?”
“begini Jes, perusahaan papi sekarang lagi pailit dan papi membutuhkan modal yang banyak….”
“terus apa hubungannya dengan Jessi?”
“sebentar saying papi belum selesai bicara, ada rekan bisnis papi yang bisa memberi modal tapi dengan 1 syarat, yaitu menjodohkan anak papi dengan anak rekan bisnis papi, dan anak papi hanya satu-satunya yaitu kamu, kamu harus mau untuk menikah dengan anak rekan bisnis papi. Hanya kamu sekarang satu-satunya yang menolong perusahaan.”
“apa??pi, apa gak ada jalan lain untuk menutupi ini semua?”
“sudah mentok Jessi, tolong Jessi dan anaknya ini juga baik dan sopan cocok untuk kamu”.
“tidak pi, aku tidak mau. Karena aku masih pengen bebas, hang out ma temen-temen dan usia aku kan masih muda”.
“tidak sayang kalian tunangan dulu baru setelah kalian siap, baru kalian menikah”, mami ikut-ikutan bicara.
“aku pokoknya tidak mau…”
“sayang apa kamu mau melihat mami mu ini berjualan dipinggir jalan, apa kamu mau papi mu ini menjadi sopir, dan kamu sendiri berhenti kuliah. Apa kamu mau semua itu terjadi. Tolonglah, pikirkanlah dulu.

Pagi hari pukul 07.00 Jessi turun sudah siap dari kamarnya menuju ruang makan, disana sudah ada maminya..
“pagi sayang, tumben jam segini sudah rapi?”
“pagi juga mi, ya ada kuliah pagi, jadi sudah siap deh..
Makanan pagi ini adalah muffins oreo, minumannya capucino milk, dengan pencuci mulut orange’s crispy chocholate sauce. Mereka berdua menyantap hidangan itu, Jessipun sibuk dengan pikiran-pikirannya. Dikuliahan Jessi kelihatan murung, sebagai seorang sahabatnya Maria pun menghiburnya
“hey…Jess what’s up?”
“oh aku mau curhat sama kamu, perusahaan papi aku…………………… ” Jessi pun bercerita.
“itu membawa perubahan baik pa buruk, kalau membawa perubahan baik turuti saja, itukan juga masih tunangan, tapi kalau tidak membawa perubahan ea tidak usah. Tapi itu semua balik lagi ke diri kamu sendiri..”
“thaks ea Maria.”
Selama mengikuti mata kuliah Jessi pun tidak konsen ke bidang study tapi pikirannya malah memikirkan perkataan papinya tadi malam. Sampai dirumah Jessi pun kaget karena papi dan maminya berpakaian rapi.
“mau kemana pi, kok rapi benar?”
“ayo cepat jessi kita mau dinner sama teman bisnis papi, sekaligus memperkenalkan kamu dengan anak bisnis papi!”
“what???pi aku kan belum menyutujui perjodohan itu??”
“ini kan cuma pertemuan saja, bukan perjodohan. Sekarang cepat mandi dan ganti baju. Beberapa jam kemudian Jessi turun dengan gaun bermotif bunga-bunga.
“cantik sekali, kamu….!”
Kelurga kecil itu pun meluncur menuju Turkish Restaurant dengan sopir yang berpengalaman yaitu Mr. Jack. Sampai di Turkish Restaurant, disitu sudah ada keluarga rekan bisnis papi yaitu Mr. James Rickman Smitt bersama istrinya tapi mana anaknya gak ada eh ternyata masih di toilet.
“silahkan duduk Mr.Brendan”, mr. James mempersilahkan papi, mami dan aku duduk dan saling berjabat tangan. Dan langsung memesan minuman di sebuah restoran Tyrkish resto . aku memilih street car named devour dan waters pun datang pesanan kami tapi hanya 2
“ o…. ini juga kesukaan vetter anak kami”
o…. sekarang aku jadi bingung lagi.
Akupun langsung memakan yang tadi dipesan
“ selamat malam semua, maaf terlambat”, suara yang taka sing lagi.
“ uhuk…uhuk……”, gevi terbatuk setelah melihat seseorang itu, seseorang yang amat dibencinya. Dan orang itu adalah Dean Vetter. Dean pun juga sama reaksinya setelah tahu Jesi yang akan dijodohkan. Mr. Janes senang melihat mereka sudah saling kenal.. pembicaraanpun langsung ke perjodohan dan entahlah Jessi tak tahu karena ia tak mau menyimaknya.
Beberapa lama kemudian hanya ada Jessi dan Dean
“ aku gak mau dijodohkan sama kamu”, ucap Jessi untuk membuka percakapannya.
” aku jugalebih gak mau lagi dijodohkan seperti ini lagi, apalagi sama kamu”, jawab Dean dengan sikap dinginnya.
Lama tak adasuara , masing-masingpun menikmati chocholate blast yang dipesan hingga mr.James dan istrinya papi mami muncul. Tapi Jessi dan Deanpun menunjukkan wajah yang tidak ramah hingga akhirnya papi berpamitan pulang.
Sesampai dirumah papi dan mamipun bertanya ,” kamu sudah mengenlanya ya..? tapi kalian kok kayaknya tak begitu akrab?”
“ dah kok, aku dah kenal ma dia, dia mahasiswa baru di kampus. Dia itu gak sopan banget sama aku mi, jadi aku sebel banget sama dia”, jawab Jessi.
“ apanya yang tidak sopan Jessi?”,Tanya mami kebingungan.
Malam itupun pembicaraan terhenti karena sudah larut malam.
Paginya pun mrs. Eliana dengan taktik yang jitu dengan mrs.Julie menelfon Jessi dan Dean. “ hallo, benar ini Jessi?”,
“ iya benar, ini siapa ya dan ada apa?”
“ ini dari rumah sakit, mengabari bahwa yang bernama mrs.Eliana jatuh pingsan.”
“ apa mami ada di rumah sakit? Ok oksaya segera kesana”, pekiki Jessi
Tiba di rumah sakit Jessi langsung menuju kamar yang diberitahu perawat. Disana sudah ada Dean dan keluarga
“ mi, ada apa ini?”
“ sayang, mungkin umur mami sudsh tidak lama lagi”
“ mami ngomong apaan sih…”
“ kamu mau tidak melakukan apa saja demi mami?”
“ apa mi, sebutin saja, mami ingin makan direstaurant, beli baju or whatever?”
“ sungguh mau?”
“ iya mi, aku sungguh mau melakukan apa saja asal mami sembuh ya…”
“ kamu harus mau dijodohkan, saying”
“ apa????”, ucap bareng Jessi dan Dean tak percaya.
“ kalian itu kenapa sih gak mau dijodohkan?”, Tanya mrs. Julie
“ ma, kami ini masihmuda, masih pengen bebas”, jawab Dean yang awalnya hanya diam saja
“ iya, tapi kan ini masih pertunangan belum perkawinan?pokoknya kalian harus mau”
“ udah,udah jangan betengkar, saying, kamu mau mami cepet sembuh kan?”
“ ok, aku mau dijodohkan”, jawab Jessi sambil lari keluar ruangan dan diikuti Dean
“ kamu gila apa, menyetujui perjodohan ini?”, bentak Dean
“ ples Dean, aku gak bisa jawab selain itu, aku kasihan mami”
“ ini gak ada jalan keluar. Kita menyetujui perjodohan ini tapi dengan beberapa syarat yaitu kita Cuma berpura-pura “.
Keesokan harinya, jam 11.00 di taman kota yang sudah dijanjikan mereka berdua bertemu. Jessi membawa recorder yang isinya perjanjian mereka berdua .
1. Tidak boleh sekamar kalaupun sekamar yang satu harus tidur di bawah
2. Mesra kalau ada keluarga saja
3. Boleh pacaran tapi harus backstreet
4. Tidak boleh membawa pacar dirumah
Deanpun langsung menyetujuinya. “ oke”
Pada hari itu juga mereka berdua langsung bicara pada papinya bahwa mereka mau dijodohkan. Singkat cerita karena dah kepanjangan jadi disingkat saja. Lalu mereka berfoto prawedding, dan tempat yang ditujupun beragam, seperti Chirst Churt dan lain sebagainya. Dan saat mereka foto, lucunya mereka saat di foto adalah cuek bebek.
Hari yang ditunggupun datang. Jessi mengenakan pakaian gaun pengantin warna putih bordierdan langsung ke tempat untu acara wedding. Sesampai disana Jessipun sudah ditunggu oleh Dean yang saat itu juga mengenakan jas warna putih.
Sudah 5bulan rasanya mereka hidup dalam kebersamaan dan perusahaan yang dulunya sempat bangkrut, kini menjadi normal lagi tapi tetap saja kelakuan Jessi dan Dean seperti kucing dan tikus. Namun hal inilah yang menjadi Dean tiba - tiba bingung pada Jessi,” kamu kenapa? Kok gak biasanya kamu murung seperti ini?”,Tanya Dean kebingungan.
“ oh…Dean, gak ada apa-apa kok, tenang saja aku baik-baik saja.
Kemurungan yang dirasakan Jessi bermula dari Jessi harus menerima kenyataan bahwa ia divonis memiliki penyakit leukemia yang memang terkenal penyakit yang cukup berbahaya yang dapat mengakibatkan seseorang bisa meninggal dunia.
Suatu hari Jessi pingsan dengan hidung yang berlumuran darah. Deanpun yang mengetahui itu langsung membawa Jessi ke kamar dan langsung tanpa fikir panjang Dean menelpon dokter keluarga. Sesaat kemudian dokter tiba di rumah. Ia langsung memeriksa keadaan Jessi. Usai memeriksa Jessi, dokter mengatakan bahwa Jessi hanya kelelahan saja. Karena di dalam kamar Jessipun telah menyuruh dokter untuk tidak membocorkan masalah penyakitnya ini pada siapapun. Jadi hanya Jessi sendiri , dokter dan tuhanlah yang tahu. Tak lebih dari itu. Dokterpun berpamitan untuk kembali ke rumahsakit tempat dimana ia sedang bekerja. Dean langsung masuk menemui Jessi. Didapatinya ia sedang merenung sendiri. Entah apa yang ada difikirannya, dan itulah yang membuat Dean terus bingung memikirkanya.
Saat malam tiba, saat Jessi tertidur dengan pulasnya di atas kasur, Dean mendekatinya. Ia menatap wajah sosok perempuan yang dikenal orang-orang sebagai istrinya. Ia tatap dalam-dalam wajahnya. Dean mulai merasa ada getar-getar cinta dalam hatinya,”ya tuhsn, selama ini dialah istriku. Harusnya akulah yang mampu menjaga dia, andai saja perjanjian itu tak pernah ada, pasti saat ini aku bisa mendengar apa yang akan ia katakan, Jessi, maafkan aku. Ku akui sejak perjodohan itu aku telah mencintaimu”, ucap Dean yang merasa begitu menyesal. Dengan secara tak sadar, Dean tidur di samping Jessi. Tengah malam, Jessi merasa haus. Ia pergi ke dapur yang letaknya tak jauh dari kamarnya itu. Sesaat kemudian dia pingsan. Dia pingsan dengan keadaan hidungnya yang seperti biasanya berlumur darah. Mimisan, seperti kata orang-orang.
Saat bibi terbangun pagi pukul 05.00 dan akan melaksanakan tugasnya untuk memasak, bibi langsung kaget melihat keadaan Jessi seperti itu. Bibi langsung membangunkan mami dan papi. Akhirnya Jessi dibawa ke rumah sakit, itupun Dean masih terlelap dalam mimpinya, yaitu mengajak Jessi ke sebuah taman yang indah dan elok. Saat terbangun bibi Dean mencari-cari dimana keberadaan Jessi. Iapun Tanya pada bibi. Dan bibi menjawab bahwa Jessi berada di rumah sakit, dan bibi juga menceritakan semua yang telah terjadi pada Jessi. Deanpun langsung menyusul Jessi ke rumah sakit. Sesampai disana, ia masuk ke ruangan. Namun sebelum sampai ia dicegah oleh mami agar menunggu disini saja
“ dean, kamu mau kemana?”, Tanya mami.
“ mi, mana Jessi? Mana? Apa yang telah terjadi padanya?, mana mi? mana?”, teriak Dean
“ Jessi di operasi. Kata dokter ia harus dioperasi karena ia terkena penyakit leukemia”,
“ apa ? leukemia ?”
“ iya nak, dia terkena leukemia, memang belum ada yang tahu. Dia merahasiakan ini semua pada kita, entah apa tujuannya itu”, ujar papi dengan bijak.
Dean terduduk lemas tak percaya dengan apa yang telah menimpa kekasih sejatinya ini. Sambil berdoa, ia terus melirik jam di tangannya. Karena sudah 3 jam lebih, Jessi berada di ruangan itu.
Dokter keluar. Ia mengatakan bahwa operasi berjalan dengan lancar. Namun ada sedikit gangguan pada syaraf ginjalnya.
Jessipun dipindah ruangkan di kamar pasien biasa. Dean setia menemani Jessi di kamar itu. Apapun yang diminta Jessi, Dean selalu menurutinya. Mami dan papinya pergike kantor karena ada meeting yang mendadak. Tinggal berdualah di kamar itu.
“ sayang, kamu kenapa sih gak cerita sama aku kalau kamu punya sakit separah ini?”
“ ha…..sayang? gak salah dengar tuh???”, Tanya Jessi terkejut-kejut.
“ iya. Sayang. Memang salah aku memanggilmu sayang??kita itu dah lama menjadi suami istri. Tak sepantasnya kita berlaku seperti tom and jerry kayak gini. Perlu kamu tahu, sejak awal perjodohan kita, hatiku merasa sangat berbunga-bunga. Aku telah jatuh hati padamu sejak peristiwa tabrakan itu. Kamu boleh percaya atau tidak. Yang penting aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu. Aku memang tak bisa terus-terusan seperti ini. Membohongi perasaanku sendiri”.
“ ya…jika memang itu yang terjadi pada dirimu. Selama ini maafkan aku ya karna aku telah banyak membuatmu kecewa. Memang benar, tak sepantasnya kita seperti ini. Kita harus menjalin, membina hubungan kita dari nol”,jawab Jessi dengan suara serak
Setelah lama bercanda ria, tiba-tiba Jessi merasa dadanya sesak. Sesak sekali. Dia sulit untuk bernafas. Dean dengan sigap mamanggilkan dokter. Diperiksalah ia, dan ia diberi obat. Saat malam tiba Jessi sadar. Dia membuka matanya. Deanpun senang bukan main. Dean langsung mendekat ke istrinya, Jessi. Ia bisikkan kata- kata penyemangat agar dia kuat dan cepat sembuh.
“ sayang, kamu harus sembuh. Aku mencintaimu. Aku tak tahu seperti apa hidupku tanpamu”, begitulah yang diucapkan Dean.
“ mas Dean, aku juga sayang kamu. Aku juga mencintai kamu. Bahkan lebih dari nyawaku sendiri. Namun aku harus pergi, aku harus…..”
“ kamu bicara apaan sih. Kamu akan tetap disini. Menemani aku sampai mati”, ucap Dean dengan suara tangisnya.
“ nggak mas, aku harus pergi. Aku harus meninggalkan semuanya. Aku tahu mas Dean gak mau ku tinggalkan. Akupun juga begitu mas, aku ingin selamanya dalam pelukan mas. Dalam genggaman mas”,
Dean langsung memeluk erat Jessi. Mereka larut dalam tangisan. Namun tak beberapa kemudian, Dean tak merasakan lagi hembusan desah nafas Jessi. Ia melepaskan pelukannya. Dean menangis tak percaya. Jessi telah tiada. Meninggalkan Dean disini sendiri. Jessi pergi untuk selama-lamanya.
Dean menghubungi orangtua bahwa Jessi telah pergi.
Keesokan harinya, Dean benar-benar merasakan kesendirian. Ia terus pandangi wajah istrinya itu dalam sebuah foto.” Sayang aku mencintaimu”..

CORETAN ANGGOTA

TULISAN KARYA YUNDA:
MIMPIKU KINI MENJEMPUT

BY : DWI YUNDA A

Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah univertas yang cukup ternama di pulau Jawa. Kini usiaku menginjak 20 tahun. Aku adalah salah satunya mahasiswa yang terbalut cinta. Aku menaruh hati pada seseorang yang mungkin cukup terkenal di kampusku. Begitulah ku memanggil tempat untuk ku menuntut dan menggali ilmu saat ini. Dia memiliki nama Mahfudzin. Nama yang cukup mudah untuk diingat dan dikenal para orang lain. Tentunya juga aku. Dia memang tak tampan dibanding teman-teman yang lain. Tapi dia mampu mencuri hatiku yang saat itu bisa dibilang gundah gulana.
Pagi yang berselimutkan embun, saat itu ku sempatkan diri tuk menengok ke meja dimana ia biasanya tempati itu. Aku berkata dalam hati, “aina huwa, kok tidak seperti biasanya dia belum terlihat?” . Begitulah ucapku dalam hati. Sejenak ku berfikir, dalam lamunanku ku dibangunkan Jihan, temanku. Teman yang selalu ada untukku saat suka dan dukaku. Namun ku belum bisa membalas banyak semua kebaikannya. Huuh….biar Allah saja nanti yang membalas semua kebaikannya, dengan surga haqiqi-Nya. “hayoo…mikirin Mahpud ya?”. Ya, memang begitulah nama akrab Mahfudzin biasanya di panggil oleh teman-teman sekampus. Memang, apa-apa yang sedang kurasakan kuceritakan pada sahabat baikku itu. Ku akui aku menaruh hati pada sesosok Mahpud. Tak ubahnya teman-teman yang lain yang juga memiliki perasaan yang sama walau hanya sekedar nge-fans.
Ketika ku berada dalam kepenatan di ruangan, aku memutuskan untuk sekedar refresh sejenak otakku diluar. Aku beranjak pergi ke kantin sekolah. Tak kusangka ku dapati ia, Mahpud yang kucari-cari berada di ruang uks yang ukuranya kurang lebih 4x4 meter itu terbaring sakit tak berdaya. Kulirik wajahnya pucat pasi. Dia berselimut angin. Ku ingin mendekatinya. Namun….itu bukan yang diajarkan padaku. Aku hanya boleh mencintainya, bukan menyentuhnya kecuali, ia adalah suamiku. Ku kembali saja di ruanganku dengan perasaan bingung penuh pertanyaan yang bertubi-tubi.
Lonceng bordering. Tanda seluruh materi yang diajarkan para dosen kepada para mahasiswa telah usai. Aku dan temanku Jihan bergegas keluar dari ruangan untuk menengoknya lagi. Namun tak kudapati dia di ruangan itu. “ya ukhti, kok gak ada? Yakin, tadi ana melihatnya disini”,tanyaku pada Jihan. Jihan sendiri menggeleng kepala tanda tidak tahu-menahu soal ketidak adaan Mahpud. Ku coba untuk tenangkan hati dan fikiranku bahwa dia akan baik-baik saja.
Salah satu temannya lewat. Walau awalnya ku tak pernah berani bercakap-cakap dengan seorang pria, namun kali ini ku beranikan diri untuk bertanya akan keberadaan Mahpud. “assalamualaikum, Jery, ana ingin bertanya, kira-kira antum tahu tidak keberadaan teman antum yang sedari tadi pagi terbaring di uks ini?”, tanyaku perlahan, karena takut salah dan kasar ataupun menyinggung hatinya dalam pengucapanku. Ya, memang inilah aku. Zahra yang yang mungkin bisa dibilang kuper atau apalah yang sejenisnya. “ waalaikumsalam…o…. Mahpud to?!la yo, aku dari tadi juga nyari-nyari deweke,tapi yo gak ketemu-ketemu, aku yo bingung”, ucap Jery dengan logat yang penuh Jawanya itu. Jery adalah keturunan orang Jawa dan Sunda. Maka tak salah lagi jika cara dia berbicarapun logat itu masih tertanam tegar di lisannya. “lo…kok you malah gak tahu sih… bukannya you best friendnya?”, tegur Jihan dengan cara dia berbicara agak kebarat-baratan itu. Karena Jihan pernah inigi berkunjung ke Negara Amerika. Namun sampai sekarang belum kesampaian juga. Hahahahahah ,maklum,,.
Ketika semua terdiam, salah satu teman yang memiliki julukan “bintang kelas universitas” berteriak,”ada yang mau bunuh diri!”. Dengan sangat respon, aku, Jihan dan Jery lari mendekati sumber suara. Banyak mahasiswa yang sudah berjubelan di halaman belakang ruang para dosen yang biasanya digunakan untuk latihan basket. Di sebelah halaman terdapat sebuah tiang tower yang cukup tinggi. Semua mata memandang ke arah puncak tower. Dengan penuh keheranan aku, Jihan dan Jery memfokuskan pandangan ke puncak tower. Aku yang memang dari kecil memakai kacamata, ya…cukup jelas untuk bisa melihat kearah yang agak jauh. Ternyata….ternyata Mahpudlah yang berada di atas tower itu. Mahpud alias Mahfudzin yang ku nantikan kehadirannya di hatiku. Memang tak salah lagi bahwa itu adalah Mahpud. Aku kembali di bayang-bayangi pertanyaan yang membuatku sedih dan bingung kembali. “ ya Allah.. apa yang membuat dia melakukan hal sekeji ini pada dirinya sendiri? Mengapa ia menyakiti dirinya sendiri?”
Aku langsung mengambil microphone di ruang dosen. Lalu ku lantunkan sebuah syair untuknya, berharap agar dia turun dari tower mengerikan itu. Walaupun dengan rasa gemetar dan tak tenang serta rasa malu pada teman- teman, aku mencoba optimis bahwa aku bisa meyakinkanya bahwa apa yang dilakukanya itu tidak benar. Ku ambil diary kecilku yang selalu menemaniku yang ku letakkan di dalam tas. Lalu ku bacakan untuknya puisi yang memang dulu inigin ku sampaikan padanya.

Tuhan…
Mawar ini penuh duri
Cinta ini penuh luka
Hati ini penuh dengan irisan sembilu
Tuhan…
Ombak laut pergi
Burungpun tek singgah di singgasana
Pohonpun ogah tuk melambai
Tuhan…
Awan itu menghilang
Tak lagi ikuti fikiranku
Fikiran yang penuh sesak
Jangan Tuhan! Jangan !
Tak ingin ku melayang tanpa udara
Tak ingin ku singgah tanpa langit
Tak ingin ku berbincang tanpa bintang
Bintang yang luluhkan 1000 rasa dan asa
Dan…menghilang dihempas gelombang?!
Bintang…ku menunggumu di seberang

Kemudian sesaat, aku tak sadarkandiri. Aku tak tahu apa yang menimpa diriku. Ketika ku membuka 2 katup mataku yang kulihat adalah seorang pria yang terbaring di sampingku. Lalu ku berkata,”astaghfirullahaladzim,ma ta’mal huna?”, tanyaku pada pria yang memiliki nama lengkap Mahfudzin Khoirul Alim yang sama-sama aku dengannya mengambil jurusan bidang materi keagamaan khususnya bahasa arab dalam universitas ini. “la tahsyin ya ukhti”, tegurnya, yang artinya “janganlah khawatir”.

Sesaat, dia menceritakan padaku tentang apa yang sedang terjadi pada diriku. “saat antun lantunkan puisi tadi, sungguh ana menangis menyesali akan apa yang telah ana perbuat. Ana sangat bodoh sekali melakukan hal yang tak disukai Allah ini. Jiwa ini seperti hidup kembali, setelah sekian lama runtuh bagai puing-puing gempa di atas bumi ini. Apa yang membuat gerangan melakukan hal ini? Apakah gerangan ingin membantu ana? Keluar dari masalah yang telah menghimpit?”. Lalu dengan tenang dan halus ku mencoba menjawabnya,” afwan, jika sebelumnya ana lancang melakukan hal seperti ini yang mungkin belum terlintas di benak antum. Ana ….”,” kamu tak lancang melakukan hal seperti ini. Malah ana ingin berterima kasih pada antun karena telah sedikit membantu menghidupkan jiwa ana kembali, jiwa yang dulu pernah terbenam luka . Jikalau ana boleh tahu, sedari tadi kita telah bercakap-cakap namun ana belum mengenal antun, nama antun siapa?”. Ya Allah aku sampai lupa. Memang aku telah mengetahui namanya. Tapi tidak dengan dia. Dia belum mengenaliku. Subhanallah…” lho.. kok ukhti malah nglamun? Apakah saya salah untuk mengetahui nama antun?”,pekiknya yang juga membuatku bangun dan tersadar dari lamunanku.
“ ismi Zahra, Zahrofatun Nisa”.
“o…. Zahra..!?seperti bunga”. Jihan datang membuyarkan percakapanku dengan Mahpud. Jihan mengajakku untuk cek ke dokter tentang kesehatanku saat ini. Untunglah…

Selang beberapa hari kemudian , Mahpud menghampiriku dengan temannya, Jery. Padahal aku sedang menyelesaikan pembuatan novel terbaruku yang berjudul “ Cinta diujung pena”. Ia ingin berbagi kisah denganku.

Sekian lama, aku dengannya cukup bersahabat, dia mengabarkan padaku melalui sepucuk surat yang ia selipkan di bagian tengah bukuku, yang berisikan:



To : Zahra sahabatku

Assalamualaikum…
Zahra, ana tak tahu harus memulainya dari sisi mana. Selama ini antun sudah baik banget sama ana. Maaf jika ana belum sempat bisa membalas kebaikan antun. Zahra, ingatkah kamu saat kejadian yang akan kulakukan itu? Jawabannya dari masalahku itu ada pada diriku sendiri. Memang, ana tak mencintai wanita yang dipilihkan orangtua ana. Tapi ana tidak mau membuat orang tua sakit-sakitan menderita seperti ini. Kini ana harus bisa menerima wanita itu dengan apa adanya.
Zahra, sahabatku, perlu antun ketahui, bahwa esok ibu ana akan menjalani operasi. Beliau menderita kanker otak. Ana tidak tahan akan apa yang terjadi dengan ana sendiri jikalau seandainya ibu semakin berfikir keras akan keputusan ana yang dulunya tak pernah mau menerima wanita itu, dan….ia gagal dioperasi. Ana sungguh tidak mau. Ana belum siap ditinggalakn ibu.dan hari ini ana ingin berpamitan dengan antun . Ana akan pergi ke Singapore untuk menemani ibundaku tercinta melewati masa-masa kritis saat operasi berlangsung. Namun disana ana juga akan dinikahkan dengan wanita itu, Ratna, yang selama ini telah dicarikan dan dijodohkan untuk ana. Walau itu belum sigap ana untuk menerimanya.
Zahra ana minta maaf sekali. Ana selalu bercerita, membebanimu dengan cerita kehidupanku, sedangkan antun belum pernah sama sekali membebani fikiran ana dengan secuil kata cerita antun.
Zahra, puisi yang antun beri pada ana, akan ana simpan walau hanya di hati. Zahra, syukron katsiron ‘ala musa’idakun. Namun ana belum bisa membalasnya. Jika suatu saat nanti qta masih dipertemukan kembali oleh Allah, ana tak akan lpa akan semua kebaikan yang antun berikan pada ana selama ini.

Zahra, sahabatku, sekali lagi ana minta maaf
Memang, persahabatan ini terlalu cepat untuk mencapai kata berpisah, namun bukan bersrti persahabataan ini berakhir sampai disisni.

Salam persahabatan dariku untukmu, Zahrofatun Nisa’


Mahfudzin
Wassalamualaikum…

Ya Allah, secepat inikah Kau memisahkan ku dengannya? Padahal aku ingin berbagi cerita dengannya. Masya Allah……
Tak sadar kuteteskan air mata. Terlalu cepat kau meninggalkanku seperti ini. Tapi apa dayaku? Aku tak mungkinmencegah keberangkatannya ke Singapore.

Di saat-saat aku sendiri, aku benar-benar kesepian. Seorang pria yang ku tunggu selama 5 tahun sudah, berlalu entah kemana, dan dengan siapa. Namun ku tak mau berkelanjutan larut dalam kesedihan.

Saat malam datang, ku sempatkan diriku menulis surat untuknya, Mahpud yang tak kan pernah ku berikan padanya. Ya. Surat ghaib. Begitulah aku, ketika malam hari datang menyapaku aku sempatkan untuk menulis surat ghaib untuknya tentang isi hatiku. Dan di pertengahan malamnya ku sempatkan diriku untuk ku basuh sebagian tubuhku dengan segenap air wudlu yang dapat menyegarkan tubuh dan jiwaku sehabis ku bangun dari lelapnya tidurku, dan bertahajud serta bermunajah pada Sang Maha Pencipta. Namun aku juga tak mau jika suatu saat nanti Mahfudzin mengetahui isi hatiku sesungguhnya, apalagi isi diaryku ini. Ya….semoga begitu.
Ku tak tahu ini surat yang ke berapa. Aku sudah lupa. Karena banyaknya surat yang kutulis sejak kepergiannya ke negeri seberang.

“ass……Mahpud…
Memang kau tak tampan. Namun bukan itu yang aku dambakan. Selama ini aku memang menunggumu. Aku memang menantimu. Semenjak kelas 2 SMA kita berada dalam sekolah yang sama dan bersama, aku telah menaruh hati padamu. Sampai kini ku berumur 23 th pun aku masih memiliki perasaan yg sma yg tak beralih. Ya…..jika suatu saat nanti aku dipertemukan denganmu, ku hanya inginkau thau bahwa aku mencintaimu.
Wss….”

Surat ghaibku yang kutulis yg lainnya :
27,okt,2003
“Assalamualaikum…ya akhi
Lailakumus saidah…
Selama ini, sejak kepergianmu, aku tak semangat lagi melakukan aktivitasku seperti biasanya. Mungkain aku telah berputus asa dari rahmat Allah. Namun di hari ini aku akan menjadi lebih baik. Menjadi lebih tegar. Jikalaupun aku tak bisa melihatmu lagi, namun ku yakin aku akan bisa bertwmu denganmu lagi. Kini ku tak mw lg berputus asa. Karna aku yakin skali bahwa jika aku putus asa aku akan menjadi orang-orang yang merugi.
Tuhan… Malam ini mjd saksi
Saksi cinta antara ku denganya
Kandas sudah
Hilang sudah
Bintangpun enggan menyapa
Bulanpun enggan tersenyum
Kini aku benar-benar sendiri
Tak ada suka di hatiku
Hanya tertinggal duka dan lara
Tuhan…mala mini mjd saksi
Terombang-ambingnya aku
Dibawa gelombang laut
Namun ku terdampar di pojok
Di sudut hari
Sendiri….
Sendiri….
Tuhan…akankah semua kan kembali???

Mahpud, semoga Allah menyampaikan salam rinduku untukmu.
Wassalamualaikum….”

Ku lalui hari-hariku penuh dengan warna. Ku tak mau terlarut dalam kesedihan dan masa laluku. Aku kini mulai bangkit lagi.

“Zahra, kesini , aku menemukan bukunya”, teriak Jihan padaku. “ dimana?”, tanyaku keheranan. “ disini”,pekiknya. Lalu ku hampiri suara Jihan. Ha…ha….ha….ternyata dia menemukan buku diariku. Buku diaryku sudah seminggu ini hilang atau semacam ketlesut entah dimana. Akhirnya Jihan menemukan dimana bukuku itu. Ternyata di dalam tasku yang sudah seminggu ini tak kupakai untuk pergi ke kampus. “ syukron, ukhti…”
Ku lewati hari-hari selama setahun ini penuh dengan suka cita walaupun terkadang duka masih menyelimuti benakku. Dan selama setahun ini pula aku telah menghabiskan 5 buku untuk menuliskan surat ghaibku untuk si pujaan hati.

Hari ini aku dan semua angkatan akan di wisuda. Tak heran aku dan teman-teman berdoa demi kelancaran acara ini. Setelah 2 jam kemudian, kita dinyatakan lulus, alias berhasil meraih gelar sarjana S1. Ya. Memang begitulah yang kami harapkan.

Seusai di wisuda aku berpamitan pada Jihan temzn baikku yang juga sekost dan sekamar denganku. Aku akan kembali ke Pacitan untuk membantu usaha bapak dan ibu dalam mengelola masjid akbar.

Sesampai disana, kedua orangtuaku dan para tetanggaku menyambutku dengan kegirangan. Namun aku masih dalam kelelahan seusai perjalananku dari daerah seberang. Aku langsung menuju ke kamarku yang setelah sekian lama aku tinggalkan untuk menggali ilmu. Aku sangat rindu sekali dengan keadaan di sekeliling rumahku.

Keesokan harinya aku diajak bapak dan ibuku pergi ke masjid akbar. Aku dimintai untuk mengisi acara dengan sambutan pidato mewakili daerah Pacitan. Karena para undangan yang datang lumayan cukup banyak dari segala penjuru daerah. Ya…cukup deg-degan lah untuk orang seperti aku yang memiliki sifat pemalu ini. Namun seusai ku berpidato, aku merasa lega. “ huuh….lega “, desusku dalam hati.

Seiring berjalannya waktu, aku terbiasa mengisi acara-acara pengajian maupun training kerohanian. Aku mulai agak memiliki rasa kepercayaan diri alias PD yang cukuplah untuk seumuranku. Aku juaga mulai mengganntikan profesi ayahku sebagai guru mengaji bagi anak-anak kecil. Aku senang dengan kehidupanku saat ini. Dan semenjak aku kembali ke Pacitan aku berusaha untuk membuang jauh anganku untuk bertemu kembali dengan Mahpud.

Hari ini adalah hari Minggu. Dimana anak-anak kecil sangat rajin dan semangat sekali untuk pergi ke pengajian ahad pagi yang biasanya dilanjutkan dengan mengaji bersama yang aku adalah pembimbingnya. Sudah sebulan aku melakukan hal ini. Namun aku dan anak-anak seperti sudah kenal begitu lama. Ku jalani seperti air yang mengalir. “ iqra’ bismirobbikalladzi kholaq, kholaqol insaana min ‘alaq, iqra’ wa robbukaal akrom, alladzi ‘allama bil qolam, ‘allamal….”, ajarku pada anak-anak yang mengaji padaku, QS: al-‘alaq. Namun belum selesai ku melafadzkan ayat suci al-qur’an itu, datanglah ucapan salam yang tertuang dari mulut seorang pria,” assalamualaikum….”, lalu dengan serentak aku dan anak-anak yang sedang mengaji menjawab salam sekaligus doa tersebut ”wa’alaikumsalam…”, lalu ku beranjak mendekati arah suara itu. Tepat di depan pintu masjid. Ku terbelalak tak percaya, dengan apa yang aku lihat. Dia datang. Dia Mahfudzin. Tapi dari mana dia tahu akan keberadaanku ? “ assalamualaikum ya ukhti Zahra, sahabatku, kaifa khaluk? Afwan jikalau ana lancang berkunjung kesini tanpa kuberi tahu terlebih dahulu maksud kedatanganku”. Aku hanya bisa diam 1000 bahasa memandang masih tak percaya. 4 tahun sudah aku berpisah dengannya, tak mengetahui keadaannya apalagi kabarnya. “ waalaikumsalam, Alhamdulillah ana bi khoirin, kok antum kesini gak kabar-kabar dulu?, o iya hampir lupa, silahkan masuk ke masjid, tidak enakberbincang-bincang di depan pintu masjid”. Sesaat kemudian aku dan Mahpud masuk ke dalam masjid dekat dengan anak-anak yang sedang mengaji karena aku tak mau tersebar fitnah. Dia menceritakan padaku tentang apa yang telah menimpa dirinya dan keluarganya di Singapore sana.” Zahra, perlu kamu ketahui, disana ibuku telah berhasil melewati masa-masanya yang kritis dalam operasi. Ibuku sembuh dari penyakitnya, walaupun belum sempurna. Dan dalam masa yang sehat, ibu dan ayahku benar-benar menjodohkanku dengan Ratna. Dalam kehidupan rumahtangga kami, kami banyak diselimuti pertikaian antara aku dan Ratna yang mungkin hanya berselisih pendapat sedikit saja. Lama-lama ibu dan ayahku tahu akan sifat Ratna yang sebenarnya. Awalnya mereka tidak percaya dengan apa yang kuucapkan, dan mereka berdua akhirnya membuktikan sendiri kebenaran dari ucapanku. Mereka datang ke rumah dan melihat akan apa yang telah Ratna perbuat padaku. Dia sebagai istri seharusnya melayaniu dengan baik. Namun pada kenyataannya dia malah menghinaku, menfitnahku bahwa aku telah berselingkuh, padahal aku tahu denganmata kepala ini sendiri bahwa ialah yang berselingkuh. Saat kejadian itu, ayah dan ibuku menyuruhku untuk menceraikannya. Aku turuti apa yang dimau oleh kedua orangtuaku. Aku tak peduli akan apa yang menimpa dirinya kini. Aku sudah bosan hidup dengannya. Yang aku makan hanyalah sebuah cemoohan yang tak pernah aku melakukan apa yang telah ia tuduhkan. Akhirnya aku dan orangtuaku berinisiatif untuk kembali ke Jawa saja. Karena dengan ini mungkin saja luka di hatiku bisa terhapuskan. O ya….Zahra, kok kamu tidak bingung, karena aku bisa disini? Menengokmu?”, ku masih tertegun melihatnya. Ku tak sampai hati melihatnya, bercucuran air mata tanda bahwa ia benar-benar dilukai oleh orang yang telah dipercaya kedua orangtuanya. “ memang antum tahu saya ada disini dari siapa?”, tanyaku penuh keheranan. “ sebelum aku datang kesini,aku mampir ke kosmu, aku diberi tahu Jihan bahwa setelah wisuda kamu kembali ke Pacitan. Ya….aku kesini, Tanya alamatmu pada orang-orang, cukup terkenal. Karena dijarak yang masih lumayan jauh dari sini aku bertanya pada seseorang namun orang itu langsung tahu akan keberadaanmu. Lalu ku datangi rumahmu. Ibumu berkata bahwa kamu sedang mengajar anak-anak mengaji di masjid akbar, disini. Akhirnya aku kesini, menemuimu”, jawabnya yang penuh dengan alasan. “Zahra, sahabatku, aku ingin bertemu orangtuamu. Aku ingin melamarmu. Aku sudah ceritakan semua tentangmu pada kedua orangtuaku. Dan Alhamdulillah mereka setuju jikalau seandainyya aku menimangmu. Mereka percaya bahwa kamu adalah anak yang baik, ramah, dandermawan. Buktinya, kamu telah menjabat gelar S1, namun kamu tidak malu untuk meneruskan perjuangan dakwah ayah ibumu dalam mengurus sgala apa di masjid ini. Aku juga diberi beberapa buku oleh Jihan yang telah aku baca sesaat sebelum aku sampai disini. Aku mengetahui hatimu. Aku mengetahui apa yang kamu inginkan. Ternyata selama ini aku salah menilaimu. Seandainya saja kamu mengutarakan isi hatimu, mungkin tak lama seperti ini kamu menungguku. Saat pertama kali perkenalan itu ku akui aku jatuh ahti padamu. Namun ku tak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Dan ketika ku pergi ke Negara tetangga, sungguh aku tak ingin meninggalkanmu disini sendiri. Sungguh aku ingin selalu bersamamu. Namun aku tak bisa menolak keinginan orangtuaku. Dan kini, aku datang untukmu. Aku datang di sisimu. Aku datang untuk hidup dan merajut tali asmara denganmu. Zahra, nama seperti bunga, yang indah dipandang mata dan sejuk dirasakan oleh hati”. “ benar yang dikatakan oleh anakku, Zahra. Ia benar-benar tulus mencintaimu. Ia memilihmu untuk menemaninya nanti. Ibu dan bapak berharap, nak Zahra mau menerima lamaran kami”, sahut suara dari kejauhan yang semakin mendekat, yakni suara ayah Mahpud. Namun kini aku hanya menangis. Aku tak tahu apa yang harus kuucapakan. Ku coba berististighfar pada Allah, ku coba tenangkan diri. Lalu kujabat kedua tangan ayah dan ibu Mahpud yang terlihat berharap sekali aku menemani anaknya itu. Ku coba tuk menjelaskan, “ ibu, bapak, mas Mahpud, ini bukan hanya kehendak dari saya saja untuk menerima lamaran ini. Mungkin alangkah lebih baiknya jikalau ini dibicarakan di rumah saja”, ucapku sambil ku menyeka air mata yang jatuh tak terhitung jumlahnya.

Sesampai di rumah, keluarga Mahpud menyampaikan tujuan kedatangannya ke rumah, tiada lain untuk melamarku. Tak ku sangka drngan begitu cepat ibu dan ayahku menyetujuiku untuk menikah dengan Mahpud alias Mahfudzin. Karena orangtuaku telah mengenal sekali dengan orangtua Mahpud. Merekalah yang membantu membiayai aku sekolah sejak kecil karena kurangnya/ lemahnya ekonomi keluargaku.

Hari yang ditunggupun datang. Acara dimulai. Saat ku lihat Mahpud memakai koko putih, masya allah….begitu anggunnya ciptaan-Mu ini ya robb, .
Kini penantianku selama bertahun-tahun telah usai. Orang yang selalu kunantikan kehadiranyadi hatiku kini telah datang sendiri, menjemputku, mengajakku, melalui hari-hari bersama.
Ya Allah…trima kasih atas sgala kenikamatan yang Engkau berikan padaku…..

CORETAN ANGGOTA

KARYA MITA HANTU JATUH CINTA:
Kisah yang awalnya indah…

Waktu itu ku memulai kisah yang teramat indah bersamanya…
Kisah yang ku anggap terindah disepanjang perjalanan hidupku…
Tepatnya pada tanggal 22 Februari 2009,aku dan dia menyatukan cintanya dalam sebuah ikatan kasih sayang.
Selama itu juga kami menjalani kisahnya berdua,dengan rasa bahagia,yang teramat menyentuh hati,senyum dan tawa kami lalui bersama,duka dan kesedihan terkadang kami rasakan pula. Aku bahagia karna hadirnya disisiku…
Sebuah impian tentang kisah kami sempat terbayang di benak kami,impian yang dirasa indah,kelak bisa terwujud bersama. Sebuah ungkapan indah sempat terucap dari bibir kami,bahwa… Kami ingin bersama selamanya hingga akhir hayat nanti,dan kala itu juga kami memendam sebuah harapan itu dalam-dalam dan berharap sebuah impian itu nantinya bisa terwujud….
1 bulan,2 bulan,3 bulan,4 bulan,5 bulan,6 bulan…. Dan tibalah saat yang menyakitkan itu datang,hubungan kami terasa seperti berbeda,entah apa yang membuat segalany berubah dari indah menjadi buruk itu….
Kami berdua seakan melupakan janji akan cinta kami,dan seakan melupakan semua mimpi-mimpi indah itu,entah apa yang membuat cinta kami semakin menjauh,mungkin karna hubungan kami yang mengalami perbedaan kota,dan jarak hubungan yang jauh,aku tak pernah tau apakah penyebabnya…
Namun,semua itu terjawab saat dia berusaha menjauh dari ku,semua alasan yang tak pernah masuk akal telah dia sampaikan padaku,saat itu aku berusaha percaya dengan semua ungkapanya…
Namun saat terakhir itu,aku tak bisa menahan perih dan semua rasa sakit yang menekan jiwaku….
Hingga akhirnya,kata “USAI” terlontar dari bibirku,karna aku tak sanggup lagi menahan luka di hati,tepat pada 31 agustus 2009 aku ucapkan kata menyedihkan itu,mungkin cinta kami hanya cukup sampai disini.
Hubungan kami hanya berjalan 7 bulan,dan itu pun tak sesuai impian kami selama ini,semua yang indah berubah menjadi sangat menyakitkan,hanya karna luka yang tertoreh dalam hati dan kisah kami.
Sesungguhnya aku masih mencintainya,namun sayang aku harus melepas jauh cintaku itu,dan mencoba untuk lupakan semua bayangnya,yang masih terukir jelas dalam hatiku.
Mungkin Tuhan belum izinkan kami untuk terus bersama,namun aku berharap cinta kami bisa bersatu kembali,dan jiwa kami dapat bersama lagi.
Aku tak akan pernah lupakan hari-hari,dan saat-saat indah bersamanya. Aku kan kenang semua itu dalam album terindahku,…….

****

Setelah semua itu usai,aku pun sendiri lagi menjalani kisah hidupku,mungkin tak banyak yang tau semua yang kurasakan,setiap detik rasa sakit itu slalu menghantam jiwaku,rasa perih yang tiada lelah menerka hatiku…
Namun,kucoba menahan semua rasa itu,dan mencoba untuk selalu berbagi senyuman pada mereka. Mungkin,tak banyak yang percaya dengan semua perasaan ku saat ini,mungkin tak banyak yang percaya dengan semua luka yang kurasa amat terasa sakit ini. Mungkin tak pernah penting bagi mereka untuk mengerti semua rasa hatiku,….
Rasa itu kian menggores hatiku,ketika jiwa ini serasa sendiri bersama lelapnya malam,mimpi-mimpi yang dulu indah,kini tak pernah kujumpai lagi. Semua bayangan akan dirinya kian jalas menaghantui jiwa,saat mataku mulai terbuka seiring datangnya sang fajar menyentuh dinginya hati.
Semua rasa itupun kembali ku rasa seiring terdengarnya nyanyian alam yang terlalu indah ku dengar. Mungkin bukan itu yang ku maksud……
Harusnya aku menjauh dari cintanya,dan tak pernah untuk mencoba memasuki kisah-kisah dalam naungan cintanya,… Tapi semua terlambat sudah,karna aku tak pernah tau sebelumnya jika kisahku akan berakhir dengan sangat menyakitkan,mungkin hanya penyesalan yang kini harus ku terima,dan kini yang tertinggal hanyalah serpihan luka yang tersisa. Dan itupun harus kurasakannya sendiri.
Aku pejamkan mata sejenak di keheningan malam,sembari mengenang masa-masa indah itu bersamanya,seharusnya semua ini tidak terjadi padaku,karna aku tak pernah memintanya sebelumnya,”pintaku pada Tuhan”,…. Tapi semuanya terlambat sudah ku ucapkan,…. Och,betapa hancurnya hatiku saat ini,….
Semuanya telah membuat hati ku tak bisa tertata lagi,hatiku terus tertutup dan tak bisa terbuka lagi untuk saat ini,mungkin harusnya aku sendiri,karna semua ini lebih baik daripada aku tersakiti lagi,dan terjatuh hingga terpuruk dalam gelapnya luka cinta….


Apakah yang harus kulakukan jika hati terlalu sakit seperti ini,haruskah aku terus terpuruk dalam gelapnya lukaku ini,dan apakah aku harus biarkan hatiku terus hancur dan tak tertata lagi???
Seharusnya semua ini kuketahui sejak dulu,agar aku dapat menghindar dari semua rasa sakit ini,dan agar aku tak terjatuh lagi dalam jurang cinta yang terlalu dalam itu. Itulah yang hanya dapat kuucap saat ini,karna didalam hatiku saat ini yang tersimpan hanyalah luka,rasa sakit,dan semua rasa penyesalan. Entah,apa yang harus membuat diri ini terlalu seperti ini,padahal semua ini hanyalah karna cinta yang salah. Pada awalnya,“CINTA” memang indah bila dirasa,namun bila kita salah memilihnya akan timbul rasa sakit dikemudian hari,seperti yang kurasakan saat ini. Telah habis air mataku untuk menangisi semua kenyataan cintaku ini,telah habis semua rasaku,hanya untuk merasakan betapa kejamnya cinta ini,tak pernah terbayang sebelumnya,jika aku harus menerima semua kenyataan ini. betapa banyak harapan yang ku pendam selama ini,namun….semua harapan tentang cintaku hanya terbuang sia-sia dan berakhir dengan sangat menyakitkan.
Mungkin,aku harus menerimanya dengan penuh keiklasan,karna akan lebih sia-sia jika hidupku hanya tersita untuk cinta yang telah menyakiti. Aku harus bangun dari keterpurukan yang telah mendera hatiku ini. aku harus ciptaan berjuta harapan lagi,untuk hidupku dikemudian hari,berharap,”suatu hari esok yang akan ku lalui lebih baik&lebih indah dari hari-hari yang terdahulu,dan berharap hidupku lebih indah dari yang lalu.”
Amien……
Semua yang telah terjadi biarlah berlalu,dan biarkan semua itu pergi menjauh…


****


Aku telah terjatuh,dan sakit dalam lukaku…, aku merasa diri ini telah rapuh karna terlalu merasakan semua luka yang tertinggal. Aku merasa tidak hanya hatiku yang telah rapuh,namun ternyata ragaku pun merasakan hal itu. Wajah yang pucat,pikiran dan otak yang terlalu melayng jauh,dan rasa sakit dikepala sering kurasakan sekarang,terkadang ragaku ingin terjatuh saat ku mencoba untuk tegar,dan menhan semua lukaku,aku tak tau apakah penyebab dari semua itu. Memang setelah kejadian menyakitkan itu,hidupku berantakan,semua itu membuat hatiku tak tertata lagi,dan semua bayangan menyakitkan itu terus terbayang,otak yang dulunya tak terganggu kini merasa terganggu karna semua kenyataan itu. Mungkin aku harus melupakan semua itu,namun aku tetap tak kuasa melakukany. Aku tak tau harus berapa lama ku harus memendam luka ini. aku tak tau sampai kapan bayangan itu terus menghantuiku. Aku takut karna kekecewaan itu. Semangat yang dulu sempat ada,kini telah tiada karna luka. Cintaku telah musnah karna dia yang telah menyakiti. Rasa yang dulu menyertai kini telah sirna karna dia. Haruskah aku memulainya dari awal???
Kini aku memang harus sendiri lagi. Tanpa cinta dan kasihnya. Karna dia telah tinggalkanku,dengan sejuta luka yang dia tinggalkan untukku. Tak pernah ku terbayang sebelumnya jika cintaku harus terbalas dengan kesakitan ini. tak pernah terpikir sebelumnya jika dia yang dulu selalu ku cintai,harus melukaiku dengan segitu sakitnya.
Segala cinta dan kasihku telahku berikan,namun kenyataanya tetap menyakitkan. Ku mengira jika kebersamaanku kan berakhir indah,tapi ternyata kenyataanya lain….

Terkadang tangis ini hadir saat diri ini sendiri dalam sepinya hati. Terkadang diri ini merenung karna penyesalan. Hatiku terus bertanya mengapa dia harus berlaku seperti ini padaku,sedangkan aku tak pernah memberlakukan dia sekasar itu,hatiku bagai terseret oleh kekejaman cintanya. Tak pernah kusangka jika diluar senyumnya selembut salju,namun ternyata hatinya bagaikan batu krikil yang menghantam. Mungkin itulah jadi dirinya yang sesunggunya,akupun tak pernah tau apakah yang terjadi padanya hingga akhirnya dia tega merobek hatiku. Mungkin ada sesosok bidadari yang ketika itu datang padanya,dan membuat dia lupa akan diriku,dan pada semua janjinya,mungkin sat ini dia telah bahagia,karna telah menemukan seseorang yang lebih baik dariku. Aku pun tak pernah merasa sebagai seorang perempuan yang baik untuknya,karna aku terlalu banyak mempunyai kekurangan,dan semua itu membuatku tersadar bahwa aku memang tak pantas memiliki hati dan raganya. Memang aku harus melepas jauh,seluruh jiwa,cinta,kasih,dan raganya. Ku kan iklaskan dia untuk bersama seseorang itu. Karna akan salah jika aku melarang dia untuk memiliki yang lain selain aku,karna sesungguhnya dalam hatinya dia memiliki banyak pilihan. Mungkin Tuhan berkehendak lain saat itu,hingga akhirnya Tuhan mentakdirkan kami untuk berpisah,aku tau sesungguhnya Tuhan memiliki rencana lain yang lebih baik untuk kami berdua……

****
Setelah beberapa lama, goresan itu ku rasa mulai sirna,hari demi hari,semua luka itu sedikit demi sedikit mulai menghilang,dan aku berharap suatu hari nanti semua luka dan goresan itu akan menghilang dan tak kan pernah kembali.
Kini hari-hariku mulai ceria dan terasa terang,namun…terkadang rasa yang menyakitkan itu hinggap di benakku,rasanya semua itu selalu mengejarku,dan ingin selalu menghinggap dalam setiap langkah hidupku….
Tapi aku tak ingin lagi,memikul semua beban yang menyakitkan itu,aku ingin melepasnya dan membuangnya jauh-jauh….
Ku tak ingin lagi mengingat namanya,dan semua hal tentang dia.
Namun,hatiku tak kuasa berbohong,karna di dalam lubuk hati yang terdalam,aku masih mencintainya,tapi apalah dayaku,ku tak mungkin lagi memilikinya,karna dia tak pernah tau,akan luka,dan semua rasa sakit yang kurasa,selama ini dia tak pernah tau betapa besar rasa cinta,dan semua ketulusanku untuknya. Kini dia telah membalas semua ketulusan itu dengan penghianatan,yang ku rasa sangat menyakitkan.