Remember the five simple rules to be happy:

Kamis, 20 Mei 2010

CORETAN ANGGOTA

MUSUHKU CINTAKU

BY : GINA APRILIA

Pagi yang cerah ini membuat suasana yang ceria seceria hati gadis cantik . Gadis cantik itu bernama Shia Jessie Charlotte Duerre Lynch. Saking cerianya sampai-sampai bibir yang berlesung pipit itu mengembang (senyum maksutnya), usut punya usut Jessie begitu dia akrab disapa ternyata pada hari ini berulang tahun ke 20. Masih terngiang dibenaknya surprise party tadi malam.
Pukul 00.00
“Happy birthday………Jessie!”
Seru sahabat dan kedua orang tua Jessie serempak, tepat pukul 00.00 WIB. Di dalam kamarnya, seketika itu Jessie pun terperanjat dari tidurnya.
“oh my God…!”
Langsung kedua orangnya mencium kening anak semata wayangnya itu, lalu sahabat-sahabatnya sambil mengucapkan selamat ulang tahun. Tibalah pada saat meniup lilin.
“Eist …. Tunggu dulu, make wish dulu dunk!”
Pinta sahabat karibnya Maria Kendrick, lalu dalam hati Jessie bermake wish ria.
“Tuhan, berkatilah kedua orang tuaku, sahabat-sahabatku, panjangkanlah umurku
dan jadikanlah tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya….AMIEN”
“Huff…….”
Jessie meniup lilin, seketika lilin itu padam dan diiringi tepuk tangan dari sahabat-sahabat dan orang tuanya.
“Sekarang, ayo potong kuenya!’
Seru Mr.Brendan Duerre Lynch tak lain dan tak bukan itu papinya Jessie. Jessie pun langsung memotong kuenya. Potongan pertama diberikan pada maminya tercinta yaitu Mrs.Eliana Charlotte Lynch.
“Thanks…my sister, semoga apapun cita-cita kamu terkabulkan, tuhan memberkatimu…”
Mrs.Eliana berkata.
“sama-sama mi…”
Kata Jessie sambil memeluk maminya dan potongan selanjutnya diberikan pada papi tercintanya lalu sahabat-sahabatnya.
Kembali pada pagi hari yang cerah, melihat tumpukan kado yang berserakan membuat Jessie ingin buka satu per satu. Pertama dibuka kado dari kedua orang tuanya yaitu sebuah liontin berlian berbentuk hati, Jessie pun senang, lalu membuka kado dari sahabatnya Maria, sebiji bross bertahtahkan dengan inisial nama J dan berarti itu namanya sendiri. Selanjutnya ia membuka kado dari Sean sahabatnya yaitu tas batik asli dari Indonesia dan masih banyak lagi.


Jam menunjukkan pukul 08.00 ketika Jessie turun dari tangga menuju ruang makan terlihat sepi yang ada hanya pembantunya saja yaitu Elleny.
“selamat pagi Elleny..?oya Papi sama Mami mana ?”Tanya Jessie
“selamat pagi nona. Tuan Brendan sudah ke kantor, nyonya Eliana pergi ke butiknya….”jawab Elleny dengan semangat.
“Menu pagi hari ini apa…?Tanya Jessie.
“Hari ini menunya ada cake chocholate sauce strawberry, makanan inti chiken fillet tiram sauce, untuk minumannya juice mint milk, dan untuk makanan penutup mulut fruit’s banana’s. Memang Jessie adalah anak semata wayang dari keluarga yang kaya raya, sehingga makanan pagi pun ada beberapa season yaitu makanan pembuka, makanan inti, minuman, dan makanan penutup.


Pukul 09.00 Jessie pun sudah siap pergi ke kuliah dengan t-shirt dibalut dengan blezeer, celana jeans panjang, dengan sepatu boats kesayangannya. Dia langsung menyetir mobil Mercedes silver C16 miliknya dengan laju agak sedikit ngebut.
Beberapa menit kemudian sampailah di King’s College London. Dia langsung menuju tempat favoritnya yaitu taman, Ia duduk disitu tiba-tiba ada yang mengagetkannya, dia adalah Maria.
“Eh ada mahasiswa baru looh?’
Kata Maria langsung duduk di dekat Jessie.
“Siapa…?” Tanya Jessie
“Namanya Dean Vetter pindahan dari Oxford, dia jurusan seni desain. Katanya
anak-anak Dean itu cute abis.’
“Memang kamu dah pernah liat..!”
“Belum sih, tapi kayaknya iya deh, cause dilihat dari namanya saja sudah cute, apalagi orangnya “, jawab Maria dengan semangat 45 dan mungkin promosi kali ye….
“Ye…. Kamu tuh?”
Mereka berduapun bergegas ke ruangan perkuliahan karena memang merek satu jurusan yaitu hukum. Dan juga jamnya sudaah hampir mepet karena tutornya killer jadi ya langkah mereka dipercepat. Dan tak disengaja di tikungan, Jessie menabrak seseorang dan iapun langsung berambisius untuk memaki-maki dan memarahi orang yang ditabraknya tersebut.
“ punya mata gak sih…!”
“ maaf, maaf, saya sungguh tidak sengaja”, keluh pria itu untuk minta maaf pada Jessie.
“ jes,jes, perasaan kamu deh yang salah?!”, ucap Naria yang ingin selalu nimbrung.
“ enggak, dia tuh yang salah!”,teriak Jessi pada temannya itu.
Pria itupun minta maaf lagi dan langsung nyelonong pergi tanpa permisi ataupun pamitan. ( ya iya dunk kan belum kenal?????!!!!!). “ eh…. Malah pergi lagi..”, teriak Jessi. Tapi lelaki itu tetap pergi. Sampai di tikungan “ ya ambruk itu kan…..itu kan??”
“ apa itu apa itu. Dasar lelaki , siapa dia tuh???”
“Jes itu kan Dean, anak baru itu lohhh?”
“ apa? Dia? Huhhh kayak gitu aja biasa dia!”
belum Jessi kelar ngemeng , eh, maaf, salah ketik, ngomong maksudnya. Mariapun menggandeng tangannya dan berlari mengejar Dean
“ dean,….. dean,…….”, teriak Maria. Laki-laki itupun berhenti dan menengok ke belakang dan memang benar laki-laki itu adalah Dean.
“ da pa? aku kurang ya minta maafnya?”, ketus Dean
“ emang”, jawab Jessi gak kalah ketus.
“ hush… udah, aku ngejar kamu cause aku mau minta maaf karena kita yang salah, maaf ya….”, jawab Maria sambil ngulurin tangannya untuk berjabat tangan dengan Dean.
“ ok… what’s your name?”, Tanya Dean sambil nguluriin tangannya.
“ my name is Maria, lengkapnya Maria Kendrics “( bukan maria ozawa looochhh..), jawab Maria semangat, tapi Jessi malah nyelonong pergi.
“ jes, mau kemana?? “, tanya Maria
“ mau pergi , neg aku disini”, jawab Jessi dengan ketus.
“ eh bentar”, cegah Maria,tapi Jessi tetap pergi.
“ maaf ya… atas kelakuan sahabat aku”, Maria meminta maaf atas kelakuan Jessi.
“ it’s ok, never never give up ( eh salah never mind maksudnya ) memang itu siapa lo namanya?”, Tanya Dean.
“ o… dia Jessi, eh..aku bareng ya…ke kelasnya, kan kita sebelahan ruangannya”,jawab Maria
“ o ya… ok, yuk capcuzzzzz, eh maaf kelepasan”, Deanpun dengan Royal menjawab.
Dan sekarang tak terasa sudah ada didepan kelas.
Merekapun berpisah .
Di dalampun Maria geleng-geleng kelapa, eh…. Cory cory kepala deng, karena menyikapi sikap Jessi ke Dean.
“ kamu kenapa sih?, kok kamu tadi ketus banget sama MR. Cute???!!!”, nyebut Dean dengan sebutan Mr. Cute.
” siapa??? Dean??? Please deh, gitu aja di panggil cute , gak pantes !”, jawab Jessi ketus.
“ emang napa??emang cute kok??!!”
” dia itu gak pantes disebut cute karena gak sopan sama perempuan”
“ apa???? Bagian sebelah mana yang gak sopan ? perasaan gak ada deh,”
“ ah, udahalah capekk ngomong sama kamu”
“ eh jangan gitu, ntar kamu malah suka lagi ma dia, kan benci jadi cintrong, ehh,,,,,, salah lagi, cinta maksudnya”.
“ eh…apaan??? Nggak deh,amit-amit aku”.
Mata kuliahpun gak terasa dah kelar semua. It’s time go home. Begitu juga jessi . di rumah Jessi langsung pergi ke kamar dan langsung ke kamar mandi untuk mandi karena sudah jam 5.00. jessi pun bergegas ke ruang makan selesai berberes-beres diri. Di meja sudah ada papi dan mami yang menunggu.
“ sore saying, bagaimana tadi kuliahnya?”, Tanya maminya.
“ sore mi, ya gitu deh, tapi sebel tadi!!”,
“ memang ada apa???”
“ sudah sudah ini ruang makan . ngobrolnya dilanjutkan nanti saja sehabis makan”, potong papinya.
“ iya pi”, jawab Jessi dan mami serempak
Merekapun menyantap hidangan yag cihuyyy di meja makan cheef Robbert membuat beef steak tiram sauce dan sandwiches with cheese sauce dan untuk minumnanya starbucky chocholate cream dengan pencuci mulutnya fruit salat. Setelah mereka selesai makan langsung ke ruang keluarga yang warna dasar merah dan gold berpadu dengan interior di ruangan itu dilengkapi pendingin ruangan dan penghangat ruangan otomatis. Ada televise 75 inch, DVD dan beberapa almari yang di dalamnya terdapat beberapa kaset dvd film-film kesukaan keluarga lynch dan papi, mami, Jessi duduk di sofa empuk berbludru. Mejapun tampak mengkilat ssehingga kelihatan yang ada di dalamnya yaitu pasir pantai dan beberapa pernak-pernik khas pantai, oleh-oleh papinya dari pantai Kute Bali setahun silam.
“ jessi, papi sama mami ingin bicara serius dengan kamu?”
“iya pi…, apa an?” jawab Jessi
“Jessi sayang ini pembicaraan serius, jadi tolong Jessi dengarkan baik-baik”.
“iya pi ada apa?”
“begini Jes, perusahaan papi sekarang lagi pailit dan papi membutuhkan modal yang banyak….”
“terus apa hubungannya dengan Jessi?”
“sebentar saying papi belum selesai bicara, ada rekan bisnis papi yang bisa memberi modal tapi dengan 1 syarat, yaitu menjodohkan anak papi dengan anak rekan bisnis papi, dan anak papi hanya satu-satunya yaitu kamu, kamu harus mau untuk menikah dengan anak rekan bisnis papi. Hanya kamu sekarang satu-satunya yang menolong perusahaan.”
“apa??pi, apa gak ada jalan lain untuk menutupi ini semua?”
“sudah mentok Jessi, tolong Jessi dan anaknya ini juga baik dan sopan cocok untuk kamu”.
“tidak pi, aku tidak mau. Karena aku masih pengen bebas, hang out ma temen-temen dan usia aku kan masih muda”.
“tidak sayang kalian tunangan dulu baru setelah kalian siap, baru kalian menikah”, mami ikut-ikutan bicara.
“aku pokoknya tidak mau…”
“sayang apa kamu mau melihat mami mu ini berjualan dipinggir jalan, apa kamu mau papi mu ini menjadi sopir, dan kamu sendiri berhenti kuliah. Apa kamu mau semua itu terjadi. Tolonglah, pikirkanlah dulu.

Pagi hari pukul 07.00 Jessi turun sudah siap dari kamarnya menuju ruang makan, disana sudah ada maminya..
“pagi sayang, tumben jam segini sudah rapi?”
“pagi juga mi, ya ada kuliah pagi, jadi sudah siap deh..
Makanan pagi ini adalah muffins oreo, minumannya capucino milk, dengan pencuci mulut orange’s crispy chocholate sauce. Mereka berdua menyantap hidangan itu, Jessipun sibuk dengan pikiran-pikirannya. Dikuliahan Jessi kelihatan murung, sebagai seorang sahabatnya Maria pun menghiburnya
“hey…Jess what’s up?”
“oh aku mau curhat sama kamu, perusahaan papi aku…………………… ” Jessi pun bercerita.
“itu membawa perubahan baik pa buruk, kalau membawa perubahan baik turuti saja, itukan juga masih tunangan, tapi kalau tidak membawa perubahan ea tidak usah. Tapi itu semua balik lagi ke diri kamu sendiri..”
“thaks ea Maria.”
Selama mengikuti mata kuliah Jessi pun tidak konsen ke bidang study tapi pikirannya malah memikirkan perkataan papinya tadi malam. Sampai dirumah Jessi pun kaget karena papi dan maminya berpakaian rapi.
“mau kemana pi, kok rapi benar?”
“ayo cepat jessi kita mau dinner sama teman bisnis papi, sekaligus memperkenalkan kamu dengan anak bisnis papi!”
“what???pi aku kan belum menyutujui perjodohan itu??”
“ini kan cuma pertemuan saja, bukan perjodohan. Sekarang cepat mandi dan ganti baju. Beberapa jam kemudian Jessi turun dengan gaun bermotif bunga-bunga.
“cantik sekali, kamu….!”
Kelurga kecil itu pun meluncur menuju Turkish Restaurant dengan sopir yang berpengalaman yaitu Mr. Jack. Sampai di Turkish Restaurant, disitu sudah ada keluarga rekan bisnis papi yaitu Mr. James Rickman Smitt bersama istrinya tapi mana anaknya gak ada eh ternyata masih di toilet.
“silahkan duduk Mr.Brendan”, mr. James mempersilahkan papi, mami dan aku duduk dan saling berjabat tangan. Dan langsung memesan minuman di sebuah restoran Tyrkish resto . aku memilih street car named devour dan waters pun datang pesanan kami tapi hanya 2
“ o…. ini juga kesukaan vetter anak kami”
o…. sekarang aku jadi bingung lagi.
Akupun langsung memakan yang tadi dipesan
“ selamat malam semua, maaf terlambat”, suara yang taka sing lagi.
“ uhuk…uhuk……”, gevi terbatuk setelah melihat seseorang itu, seseorang yang amat dibencinya. Dan orang itu adalah Dean Vetter. Dean pun juga sama reaksinya setelah tahu Jesi yang akan dijodohkan. Mr. Janes senang melihat mereka sudah saling kenal.. pembicaraanpun langsung ke perjodohan dan entahlah Jessi tak tahu karena ia tak mau menyimaknya.
Beberapa lama kemudian hanya ada Jessi dan Dean
“ aku gak mau dijodohkan sama kamu”, ucap Jessi untuk membuka percakapannya.
” aku jugalebih gak mau lagi dijodohkan seperti ini lagi, apalagi sama kamu”, jawab Dean dengan sikap dinginnya.
Lama tak adasuara , masing-masingpun menikmati chocholate blast yang dipesan hingga mr.James dan istrinya papi mami muncul. Tapi Jessi dan Deanpun menunjukkan wajah yang tidak ramah hingga akhirnya papi berpamitan pulang.
Sesampai dirumah papi dan mamipun bertanya ,” kamu sudah mengenlanya ya..? tapi kalian kok kayaknya tak begitu akrab?”
“ dah kok, aku dah kenal ma dia, dia mahasiswa baru di kampus. Dia itu gak sopan banget sama aku mi, jadi aku sebel banget sama dia”, jawab Jessi.
“ apanya yang tidak sopan Jessi?”,Tanya mami kebingungan.
Malam itupun pembicaraan terhenti karena sudah larut malam.
Paginya pun mrs. Eliana dengan taktik yang jitu dengan mrs.Julie menelfon Jessi dan Dean. “ hallo, benar ini Jessi?”,
“ iya benar, ini siapa ya dan ada apa?”
“ ini dari rumah sakit, mengabari bahwa yang bernama mrs.Eliana jatuh pingsan.”
“ apa mami ada di rumah sakit? Ok oksaya segera kesana”, pekiki Jessi
Tiba di rumah sakit Jessi langsung menuju kamar yang diberitahu perawat. Disana sudah ada Dean dan keluarga
“ mi, ada apa ini?”
“ sayang, mungkin umur mami sudsh tidak lama lagi”
“ mami ngomong apaan sih…”
“ kamu mau tidak melakukan apa saja demi mami?”
“ apa mi, sebutin saja, mami ingin makan direstaurant, beli baju or whatever?”
“ sungguh mau?”
“ iya mi, aku sungguh mau melakukan apa saja asal mami sembuh ya…”
“ kamu harus mau dijodohkan, saying”
“ apa????”, ucap bareng Jessi dan Dean tak percaya.
“ kalian itu kenapa sih gak mau dijodohkan?”, Tanya mrs. Julie
“ ma, kami ini masihmuda, masih pengen bebas”, jawab Dean yang awalnya hanya diam saja
“ iya, tapi kan ini masih pertunangan belum perkawinan?pokoknya kalian harus mau”
“ udah,udah jangan betengkar, saying, kamu mau mami cepet sembuh kan?”
“ ok, aku mau dijodohkan”, jawab Jessi sambil lari keluar ruangan dan diikuti Dean
“ kamu gila apa, menyetujui perjodohan ini?”, bentak Dean
“ ples Dean, aku gak bisa jawab selain itu, aku kasihan mami”
“ ini gak ada jalan keluar. Kita menyetujui perjodohan ini tapi dengan beberapa syarat yaitu kita Cuma berpura-pura “.
Keesokan harinya, jam 11.00 di taman kota yang sudah dijanjikan mereka berdua bertemu. Jessi membawa recorder yang isinya perjanjian mereka berdua .
1. Tidak boleh sekamar kalaupun sekamar yang satu harus tidur di bawah
2. Mesra kalau ada keluarga saja
3. Boleh pacaran tapi harus backstreet
4. Tidak boleh membawa pacar dirumah
Deanpun langsung menyetujuinya. “ oke”
Pada hari itu juga mereka berdua langsung bicara pada papinya bahwa mereka mau dijodohkan. Singkat cerita karena dah kepanjangan jadi disingkat saja. Lalu mereka berfoto prawedding, dan tempat yang ditujupun beragam, seperti Chirst Churt dan lain sebagainya. Dan saat mereka foto, lucunya mereka saat di foto adalah cuek bebek.
Hari yang ditunggupun datang. Jessi mengenakan pakaian gaun pengantin warna putih bordierdan langsung ke tempat untu acara wedding. Sesampai disana Jessipun sudah ditunggu oleh Dean yang saat itu juga mengenakan jas warna putih.
Sudah 5bulan rasanya mereka hidup dalam kebersamaan dan perusahaan yang dulunya sempat bangkrut, kini menjadi normal lagi tapi tetap saja kelakuan Jessi dan Dean seperti kucing dan tikus. Namun hal inilah yang menjadi Dean tiba - tiba bingung pada Jessi,” kamu kenapa? Kok gak biasanya kamu murung seperti ini?”,Tanya Dean kebingungan.
“ oh…Dean, gak ada apa-apa kok, tenang saja aku baik-baik saja.
Kemurungan yang dirasakan Jessi bermula dari Jessi harus menerima kenyataan bahwa ia divonis memiliki penyakit leukemia yang memang terkenal penyakit yang cukup berbahaya yang dapat mengakibatkan seseorang bisa meninggal dunia.
Suatu hari Jessi pingsan dengan hidung yang berlumuran darah. Deanpun yang mengetahui itu langsung membawa Jessi ke kamar dan langsung tanpa fikir panjang Dean menelpon dokter keluarga. Sesaat kemudian dokter tiba di rumah. Ia langsung memeriksa keadaan Jessi. Usai memeriksa Jessi, dokter mengatakan bahwa Jessi hanya kelelahan saja. Karena di dalam kamar Jessipun telah menyuruh dokter untuk tidak membocorkan masalah penyakitnya ini pada siapapun. Jadi hanya Jessi sendiri , dokter dan tuhanlah yang tahu. Tak lebih dari itu. Dokterpun berpamitan untuk kembali ke rumahsakit tempat dimana ia sedang bekerja. Dean langsung masuk menemui Jessi. Didapatinya ia sedang merenung sendiri. Entah apa yang ada difikirannya, dan itulah yang membuat Dean terus bingung memikirkanya.
Saat malam tiba, saat Jessi tertidur dengan pulasnya di atas kasur, Dean mendekatinya. Ia menatap wajah sosok perempuan yang dikenal orang-orang sebagai istrinya. Ia tatap dalam-dalam wajahnya. Dean mulai merasa ada getar-getar cinta dalam hatinya,”ya tuhsn, selama ini dialah istriku. Harusnya akulah yang mampu menjaga dia, andai saja perjanjian itu tak pernah ada, pasti saat ini aku bisa mendengar apa yang akan ia katakan, Jessi, maafkan aku. Ku akui sejak perjodohan itu aku telah mencintaimu”, ucap Dean yang merasa begitu menyesal. Dengan secara tak sadar, Dean tidur di samping Jessi. Tengah malam, Jessi merasa haus. Ia pergi ke dapur yang letaknya tak jauh dari kamarnya itu. Sesaat kemudian dia pingsan. Dia pingsan dengan keadaan hidungnya yang seperti biasanya berlumur darah. Mimisan, seperti kata orang-orang.
Saat bibi terbangun pagi pukul 05.00 dan akan melaksanakan tugasnya untuk memasak, bibi langsung kaget melihat keadaan Jessi seperti itu. Bibi langsung membangunkan mami dan papi. Akhirnya Jessi dibawa ke rumah sakit, itupun Dean masih terlelap dalam mimpinya, yaitu mengajak Jessi ke sebuah taman yang indah dan elok. Saat terbangun bibi Dean mencari-cari dimana keberadaan Jessi. Iapun Tanya pada bibi. Dan bibi menjawab bahwa Jessi berada di rumah sakit, dan bibi juga menceritakan semua yang telah terjadi pada Jessi. Deanpun langsung menyusul Jessi ke rumah sakit. Sesampai disana, ia masuk ke ruangan. Namun sebelum sampai ia dicegah oleh mami agar menunggu disini saja
“ dean, kamu mau kemana?”, Tanya mami.
“ mi, mana Jessi? Mana? Apa yang telah terjadi padanya?, mana mi? mana?”, teriak Dean
“ Jessi di operasi. Kata dokter ia harus dioperasi karena ia terkena penyakit leukemia”,
“ apa ? leukemia ?”
“ iya nak, dia terkena leukemia, memang belum ada yang tahu. Dia merahasiakan ini semua pada kita, entah apa tujuannya itu”, ujar papi dengan bijak.
Dean terduduk lemas tak percaya dengan apa yang telah menimpa kekasih sejatinya ini. Sambil berdoa, ia terus melirik jam di tangannya. Karena sudah 3 jam lebih, Jessi berada di ruangan itu.
Dokter keluar. Ia mengatakan bahwa operasi berjalan dengan lancar. Namun ada sedikit gangguan pada syaraf ginjalnya.
Jessipun dipindah ruangkan di kamar pasien biasa. Dean setia menemani Jessi di kamar itu. Apapun yang diminta Jessi, Dean selalu menurutinya. Mami dan papinya pergike kantor karena ada meeting yang mendadak. Tinggal berdualah di kamar itu.
“ sayang, kamu kenapa sih gak cerita sama aku kalau kamu punya sakit separah ini?”
“ ha…..sayang? gak salah dengar tuh???”, Tanya Jessi terkejut-kejut.
“ iya. Sayang. Memang salah aku memanggilmu sayang??kita itu dah lama menjadi suami istri. Tak sepantasnya kita berlaku seperti tom and jerry kayak gini. Perlu kamu tahu, sejak awal perjodohan kita, hatiku merasa sangat berbunga-bunga. Aku telah jatuh hati padamu sejak peristiwa tabrakan itu. Kamu boleh percaya atau tidak. Yang penting aku sayang sama kamu. Aku cinta sama kamu. Aku memang tak bisa terus-terusan seperti ini. Membohongi perasaanku sendiri”.
“ ya…jika memang itu yang terjadi pada dirimu. Selama ini maafkan aku ya karna aku telah banyak membuatmu kecewa. Memang benar, tak sepantasnya kita seperti ini. Kita harus menjalin, membina hubungan kita dari nol”,jawab Jessi dengan suara serak
Setelah lama bercanda ria, tiba-tiba Jessi merasa dadanya sesak. Sesak sekali. Dia sulit untuk bernafas. Dean dengan sigap mamanggilkan dokter. Diperiksalah ia, dan ia diberi obat. Saat malam tiba Jessi sadar. Dia membuka matanya. Deanpun senang bukan main. Dean langsung mendekat ke istrinya, Jessi. Ia bisikkan kata- kata penyemangat agar dia kuat dan cepat sembuh.
“ sayang, kamu harus sembuh. Aku mencintaimu. Aku tak tahu seperti apa hidupku tanpamu”, begitulah yang diucapkan Dean.
“ mas Dean, aku juga sayang kamu. Aku juga mencintai kamu. Bahkan lebih dari nyawaku sendiri. Namun aku harus pergi, aku harus…..”
“ kamu bicara apaan sih. Kamu akan tetap disini. Menemani aku sampai mati”, ucap Dean dengan suara tangisnya.
“ nggak mas, aku harus pergi. Aku harus meninggalkan semuanya. Aku tahu mas Dean gak mau ku tinggalkan. Akupun juga begitu mas, aku ingin selamanya dalam pelukan mas. Dalam genggaman mas”,
Dean langsung memeluk erat Jessi. Mereka larut dalam tangisan. Namun tak beberapa kemudian, Dean tak merasakan lagi hembusan desah nafas Jessi. Ia melepaskan pelukannya. Dean menangis tak percaya. Jessi telah tiada. Meninggalkan Dean disini sendiri. Jessi pergi untuk selama-lamanya.
Dean menghubungi orangtua bahwa Jessi telah pergi.
Keesokan harinya, Dean benar-benar merasakan kesendirian. Ia terus pandangi wajah istrinya itu dalam sebuah foto.” Sayang aku mencintaimu”..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar