Remember the five simple rules to be happy:

Senin, 24 Mei 2010

Tulisan Karya Anggota

KESABARAN YANG BERBUAH KEBAHAGIAAN
Karya: Ela Nofika

Siang ini cuaca terasa panas sekali……panasnya tidak seperti biasanya.Tapi Sita tetap harus menghabiskan dagangannya yang masih sangat banyak.
“Aduh….panasnya!rasanya kulitku gosong terbakar oleh panasnya sang surya……mana daganganku baru terjual sedikit ……”keluh Sita,sambil membopong dagangannya……
Kue-kue………kue murah meriah,enak,dan lezat……..!!!teriak Sita mempromosikan dagangannya.
Meskipun telah berjalan hingga kelelahan tetap saja belum ada seorangpun yang mau membeli kue dagangan Sita.
“Ya Allah kenapa hari susah sekali mencari pembeli……padahal aku sudah berjalan kesana kemari tapi tetap tak ada pembeli…”ucap Sita di dalam hatinya.
Menjual kue sudah dijalani Sita sejak kelas 4 SD,karena saat Sita kelas 3 SD ayahnya meninggal dunia akibat penyakit kanker yang sudah lama di deritanya.Orang tua Sita tergolong orang yang tidak mampu,oleh sebab itu ayah Sita hanya bisa menjalani pengobatan secara rawat jalan saja…….Saat kanker tersebut sudah memasuki stadium 4 tetapi ayah Sita tak mendapatkan pengobatan yang memadai maka ayah Sita tak dapat tertolong lagi.Padahal saat itu juga kakak Sita yaitu Doni sudah kelas 3 SMA yang sebentar lagi akan lulus, tetapi karena tidak ada biaya Doni terpaksa harus putus sekolah.Dan sejak ayahnya meninggal Doni terpaksa harus ikut pamannya merantau ke Jakarta untuk bekarja menjadi sopir Taxi.Dan dikarenakan ibu Sita hanya seorang buruh cuci baju,Sita pun harus membantu mencari nafkah dengan berjualan kue buatan ibunya setelah pulang sekolah………Meskipun demikian Sita tak pernah berputus asa dan mengeluh pada ibunya,bahkan Sita selalu membuat bangga ibunya karena Sita selalu mendapatkan juara 1 di kelasnya………………
Sita masih terus berjalan untuk menjual semua dagangannya,sambil berjalan Sita terus berteriak “kue…kue..kue murah,enak,lezat…..!!
Setelah lama berjalan akhirnya ia mendapatkan pembeli pertamanya……Sita tampak senang dan sangat ramah melayani pembeli pertamanya tersebut.
“beli yang mana Buk……??tanya Sita dengan ramah.
“kue lapis sama kue apem saja…”jawab ibu pembeli.
“berapa buk…..??”tanyan Sita lagi.
“Lapisnya 5,apemnya 5”.kata ibu pembeli.
“ini buk…semuanya Rp.10.000.-“ujar Sita sambil menyerahkan kantong plastik yang berisi kue.
‘’ini uangnya…”…..kata ibu pembeli
“ya…terima kasih ya bu’ jangan lupa lian kali beli lagi”ujar Sita
“ya……”jawab ibu pembeli
Sita sangat senang akhirnya dagangannya terjual juga,Sita lalu melanjutkan perjalanannya.
Tak jauh dari tempat pembeli pertamannaya Sita melihat tempat yang sangat ramai,ternyata di tempat tersebut ada suatu acara yaitu Volley ball ibu-ibu yang di adakan oleh kumpulan ibu-ibu PKK di sekitar lingkungan tersebut.Akhirnya Sita berjualan di tempat itu,alhasil dagangannya laku habis terjual.
“Alhamdulillah ya Allah akhirnya daganganku habis terjual…..”ujar Sita dalam hatinya.
Setelah dagangannya habis terjual Sita bergegas untuk pulang,di tengah perjalanan pulang Sita melewati warung makan.Sita menjadi sangat lapar Karena sejak pulang sekolah ia belum makan sama sekali.
“Sebaiknya aku membeli makan saja untukku dan ibu”.fikir Sita dalam hatinya.Akhirnya Sita memutuskan untuk membeli makanan di warung tersebut.setelah membeli makanan tersebut Sita cepat-cepat untuk pulang,karena Sita sudah tak sabar makan nasi bungkus yang ia beli bersama ibunya…..
Sesampai dirumah Sita melihat ada kekacauan dirumahnya.Ternyata ada penagih hutang yang ingin menagih hutang kepada ibunya…Ibu Sita di ancam akan di sita rumahnya apabila tidak segara melunasi hutang mereka.Ternyata hutang ibu Sita sudah mencapai 5 juta,uang itu untuk untuk membayar biaya sekolah Sita dan kadang untuk makan sehari-hari.Sebelumnya hutang ibu Sita hanya 4 juta tetapi karna tidak segera membayar maka hutangnya menjadi semakin banyak.Ibu Sita hanya di beri waktu 3 hari dari hari ini untuk melunasi hutang-nya,jika tidak mampu membayar maka rumah yang mereka tempati akan disita.Ibu Sita sanggat sedih dan binggung akan hal tersebut,,,”uang dari mana uang sebanyak itu,apalagi waktu yang di beri hanya 3 hari…..”fikir ibu Sita.
Sita pun menjadi sedih dengan hal tersebut………
Dan keesokan harinya Ibu Sita mencoba mencari pinjaman uang ke bosnyaa,tapi ia hanya mendapat 1juta saja…itupun uang gajinya selama 4 bulan yangdi ambil dimuka.Ibu Sita sangat bingung karena uangnya masih belum cukup,lalu Ibu Sita mencari pinjaman lagi ke tetangga.Setelah mencari pinjaman kemana-mana akhirnya ibu Sita mendapat pinjaman sebanyak 1 juta dari Bu RT.Meskipun masih perlu 3 juta lagi untuk melunasi hutangnya.
Dan tinggal besok batas waktu yang diberikan oleh penagih hutang tetapi uang yang terkumpul baru 2 juta.Karena sudah tak ada lagi yang dapat dilakukan akhirnya Ibu Sita menjual kalung peninggalan almarhum ayahnya.Walaupun dengan hati yang berat Ibu Sita tetap harus melakukannya.Ternyata kalung tersebut terjual dengan harga 5 ratus ribu,Ibu Sita semakin pesimis dapat melunasi semua hutangnya besok….Tak ada hal yang dapat dilakukan oleh Sita selain menghibur ibunya,Sita ikut bersedih dengan hal yang sekarang terjadi.
Keesokan harinya penagih hutang datang ke rumah Sita untuk menagih janji.Tetapi uang yang terkumpul baru 2,5 juta.Dan sesuai perjanjian karena ibu Sita tidak dapat melunasi hutangnya maka mereka harus meninggalkan rumah yang mereka tempati.Sita dan ibunya menangis saat dipaksa untuk keluar dari rumahnya…lalu tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki yang berkata….
“berhenti…jangan sakiti ibu dan adikku…”kata Doni dengan suara lantang.
“apa maksudmu menyakiti….rumah ini sudah menjadi milikku sekarang, karena Ibumu tak mampu melunasi hutangnya”.kata penagih hutang
“akan ku lunasi hutang Ibuku…dan kamu harus segera pergi”kata Doni(sambil menyerahkan uang sebanyak 5 juta)”.
“Baiklah aku aku akan pergi sekarang…..”kata penagih hutang sambil meninggalkan rumah Sita.
Ibu dan kedua anaknya tersebut berpelukan seraya meneteskan air mata haru serta bahagia karena telah lama tak berkumpul bersama…………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar